72

1581 Kata

POV Putri Rasa kering di tenggorokan membuatku beranjak bangun. Ada gelas di sudut meja namun tak ada isinya, maka aku pun melangkah pelan keluar kamar. Sayup terdengar suara Om Redi sedang berbincang dengan ayah dan mama di teras, dan suara dedek yang sesekali tertawa. Aku menuju dapur, baru saja mau menuang air minum, perutku seperti diaduk-aduk cepat. Aku lekas berlari menuju sumur, muntah sebanyak-banyaknya. Aku terus muntah dari yang tadinya cairan kental kini hanya ludah saja bercampur cairan kekuningan. Perut terus saja mual dan tenggorokanku sangat pahit. Om Redi berjalan menghampiri, dipijitnya tengkukku dengan pelan. Aku mengusap mulut dengan air lalu tersenyum kecil pada Om Redi yang menatapku terlihat iba. "Kenapa, Kak?" Ia menarik napas. "Kasihan kakak ni sama kau." "Ora

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN