POV Redi Aku rentangkan tangan dan hirup napas dalam-dalam. Senang kali rasanya kalau ada yang mencemaskan tuu. Putri marah-marah terus sampai usir aku dari kamar tapi ternyata kalau ditinggal pergi cemas juga, dia. Mampus aku kerjai. Ha ha HP Zain berdering. Aku pun lihat. Dari biniku ternyata. Cemas sangat pasti. HPku juga berdering dan itu dari si Cinta. "Bini kau telpon lagi, In. Angkat tak, ni?" "Tadikan aku bilang matikan, Red." "Baiklah, baiklah. Kumatikan nii HP kau." "Tunggu sampai panggilan mati dulu baru matikan. Biar Cinta tidak curiga bahwa kamu memang sengaja mematikannya." Aku ngangguk-ngangguk. "Tul, tu." "HPmu senyapkan saja, kalau HP-mu juga dimatikan mereka bisa curiga." Aku ngangguk-ngangguk. "Pintar jugalah kau, In. Baiklah, baiklah." Maka setelah dering berhe