POV Redi Cinta kembali tertawa. Dia terlihat riang. Syukurlah dia tak benci aku lagi. Aku tatap dia ingin tahu. "Kau ni ada masalah apa lah sama si Zain tu? Dia bilang, kau kasih racun diminumnya." Cinta tertawa sampai bahunya bergetar. "Bilang padanya, Mas, hati-hati aja takutnya nanti sore minumnya ada racunnya lagi." Lalu dia melenggang masuk ke dalam sambil tertawa. Sepertinya benar kata Zain bahwa betinanya tu memang penuh dendam, terlihat dari tatapannya aku. Aku pernah dikerjai, suaminya pun dikerjai. Parah benar si Cinta tu. Aku masuk kamar sambil geleng-geleng kepala, bersyukur karena biniku tak penuh dendam seperti Cinta. Putri langsung bergeser menjauh saat lakinya ini duduk di dekatnya. Aku hela napas. Walau aku ni salah, tapi aku ni tak senang dia marah. Tak enak dikacangi