POV Putri Badanku terasa lemas sekali usai percintaan kami. Di sampingku, On Redi berbaring miring dengan tangan menyangga kepala, ia memandangiku sejak tadi. Aku tersenyum salah tingkah dan mencubit pelan perutnya. "Apaan, siih." Aku cemberut. Ia tertawa pelan. "Tak." Tangannya menarikku mendekat hingga kini kepalaku berbantal lengannya. Aku menatap pendar-pendar kuning kehijauan yang terbang di berbagai tempat, atas lemari, ranjang, udara. Om Redi mengusap ubun-ubunku. "Tidurlah, adek, sudah malam." Didekapnya tubuhku. "Nggak bisa tidur. Kakak siii, ngerjain aku malam-malam." "Adek juga mau." Ia mengerling menggoda. "Ya mau, laaah, kalau gak mau nanti kakak ngambek lagi, bilang mau minggat." "Ha ha. Tak, lah. Kakak ni tak mau jauh-jauh dari adek. Tak mungkinlah kakak ni minggat.