"Ayah, aku berangkat dulu. Kalau dedek nangis, ASI ada di flizer, dihangatin dulu." Aku mengulurkan tangan pada ayah yang tengah menonton televisi. Ayah menerima uluran tanganku, aku mengecup punggung tangannya. "Kalau aku gak lulus gimana, Yah, nanti?" "Adek pasti lulus, lah." Om Redi keluar dari kamar menggendong Raja. Diberikannya Raja pada Ayah yang langsung menerimanya. "Titip ya ayah mertua," kata Om Redi setengah tersenyum membuat ayah langsung mendelik. Om Redi tersenyum, ia meletakkan tangan di bahuku mengajak melangkah ke halaman. "Aku deg deg kan takut gak lulus, Kak." "Adek pasti lulus, lah." "Aku mempelajari tentang kebidanan membaca banyak buku tentang kesehatan ini malah mau masuk jurusan PAI." "Kakak doakan adek lulus." Ia membuka pintu mobil dan aku segera masuk. Ia