Pov Redi
"Maafin aku ya, Kak? Aku salah." Putri duduk di sebelahku, menatapku terlihat begitu bersalah. Aku diam saja, sangat kesal lah aku, bisa-bisanya dia tak akui sudah punya laki juga buntut. Masih gadis katanya? Sedang terganggu pasti otaknya.
"Kak."
Aku berpaling. Kalau bukan di dalam ada kedua mertuaku, pasti aku sudah masuk. Tak enak benar di mobil saja hanya duduk diam, apalagi suasana hati sedang kesal. Akhirnya aku kemudikan mobil ke jalanan.
"Mau ngajak ke mana, Kak?"
Aku terus bungkam, kuanggap tak ada dia di sini. Biar dia menyadari kesalahannya. Setelah cukup lama mutar-mutar saja, akhirnya aku balik ke rumah. Pintu dalam keadaan terbuka. Tampak Cinta menggendong Raja yang menangis keras. Melihat Raja, Putri langsung turun, berlari mendekat lalu menggendong anak kami d
