POV Redi Putri yang baru buka mata tersenyum pandang aku. "Bangun, yuk?" katanya lirih sekali. Pasti takut terdengar dari luar. Tok tok tok "Put, Putrii." Suara Nari kembali memecah hening. Putri pandang aku dan aku dekap dia semakin erat. "Macam ada yang teror saja rasanya, sampai tidur pun tak jenak kakak." Suaraku pelan. Wajah Putri terlihat bersalah. Aku usap kepalanya dengan gemas. "Terlambat lah kalau adek mau nyesal. Yang harus kita pikirkan sekarang ni, cari kontrakan agar dua betina tu segera minggat dari sini. Tak nyaman kakak, ada mereka di sini." Putri mengangguk. "Iya, Kak, nanti kita cari kontrakan setelah aku pulang kuliah, ya?" "Ya lah. Tak bisalah kakak cari kontrakan kalau bawa buntut kita tuu." Kupandang ranjang bayi, terdengar celotehan bayi. Raja sudah bangun r