“Hai!” Ry menyapa ceria di depan teras rumah kontrakan Ikim, tempat yang hampir selalu dijadikan markas oleh kelompok mereka. Namun, biasanya minus Ry. Dari teras Ry bisa melihat ruang tamu rumah Ikim yang mengerikan. Segala macam benda terlihat bertebaran memenuhi seluruh penjuru rumah. “Eh, kirain enggak akan dateng!” seru Ikim terkejut. “Kalo gue enggak dateng nanti ada yang ngadu," sindir Ry dengan ekspresi wajah tetap ceria dan polos. “Ngadu?” Riki mengernyit heran. "Ngadu apaan?" Ikim juga bertanya hal yang sama. "Ngadu gimana?" Tio yang biasa jarang bicara pun kali ini ikut bertanya. “Masa enggak tau." Ry berkedip-kedip centil. "Itu loh yang omong-omong soal gue terus sampe deh ke kuping Pak Saki. Bilangnya gue enggak pernah ikutan kerja kelompok.” “Siapa yang ngadu?" tanya