Ry berjalan meninggalkan apartemen Alsaki tanpa menoleh kembali sama sekali. Langkah gadis itu terlihat mantap meninggalkan lelaki yang pernah membuatnya begitu berbunga. Lelaki yang pernah membuat harinya begitu berwarna. Sosok yang menjadi kekasih pertamanya, tetapi menjadi orang yang pertama kali juga mematahkan hatinya. Ry terus berjalan tanpa arah, melangkah ke mana saja kakinya menjejak. Tidak peduli sekitar dan tidak memikirkan apa-apa. Ry hanya ingin berjalan sejauh mungkin, membuat tubuhnya lelah bukan main, sampai tidak ada ruang bagi otaknya untuk berpikir. Terlebih lagi, tidak ada kesempatan bagi hatinya untuk merasakan nyeri yang begitu mengigit. Membuatnya ingin menangis, tetapi tidak ada air mata atau suara yang keluar. Ry tidak sadar kalau Girish sejak tadi mengikutinya d