Sepanjang Ry menerima telepon, Vio mengamati dengan curiga perubahan di wajah sahabatnya itu. Begitu panggilan berakhir, Vio langsung bertanya. “Kenapa muka lo merah mateng begitu?” Alih-alih menjawab, Ry hanya diam dan memegangi wajahnya dengan kedua tangan. Reaksi Ry menimbulkan kecurigaan juga di hati Tita. “Siapa yang telepon?” Ry masih tetap belum mau menjawab. “Dosen lo, ya?” Vio terdengar sangat yakin dengan tebakannya. “Si Saki Saki itu, ya?” Merah di wajah Ry semakin matang saja. “Kenapa kamu malu-malu?” tanya Tita penasaran. Ry melirik kedua sahabatnya, kemudian menjawab malu-malu. “Pak Saki mau jemput Ry.” Kening Vio otomatis berkerut. “Buat?” Ry tersenyum malu. “Ajak refreshing katanya.” “Ke mana?” tanya Tita. “Belum tau.” “Rajin amat dosen lo menghibur mahasiswinya