Seandainya saja waktu bisa di ulang kembali. Ia tidak akan pernah melakukan kesalahan yang melukai Melati, Moana, bahkan dirinya sendiri. Akbar bangkit dari duduknya. Melangkah keluar kamar Moana dan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua. Nara menyambutnya dengan senyuman. Tiap malam wanita itu senantiasa bergaun se*si untuk menggoda suaminya. Namun Akbar bergeming. Bahkan waktunya lebih banyak dengan sang anak daripada dengan dirinya. "Kamu jijik banget sih, Mas, sama aku. Kamu nggak ingat gimana kita dulu." Nara berteriak dalam hati. Meluapkan emosinya sendiri. Dia sudah bersabar menunggu. Berkali-kali membunuh has*atnya sendiri. "Aku buatin teh, Mas. Sejak dari tadi, makanya udah dingin," ujar Nara sambil meraih gelas di atas meja rias dan mengulurkan pada sang suami. Akb