Waktu yang Hilang Part 62 LDM Akbar menghentikan mobil di tempat biasanya. Di jalan depan rumah Budhe Tami. Moana mencium tangan sang papa sebelum diturunkan oleh Tini. "Jangan nakal, ya. Kalau adeknya bobok, Moa jangan gangguin. Nanti adek Shaka rewel, loh. Kasihan karena papanya sudah pulang ke Jogja," pesan Akbar pada putrinya. "Loh, papanya adek, Papa Akbar, 'kan?" tanya Moana polos. Mata beningnya menatap penuh tanya pada sang papa. Mendengar hal itu Akbar tersenyum. Dijelaskan sekarang pun Moana pasti belum bisa memahami. Di dalam pikirannya, kalau itu adek dia, berarti memiliki papa yang sama. Jika memaksakan diri dijelaskan panjang lebar, khawatir Moana justru salah pengertian. Anak sekecil itu adalah perekam yang baik, takut jika persepsi yang salah akan diingat dan diyakini