90

1053 Kata

Pagi ini, Fatih dan Ari sengaja menunggu di depan bangunan apartemen untuk menunggu Zahra. Ada hal yang ingin di bicarakan Fatih dari hati ke hati empat mata bersama Zahra. Permintaan maaf lima tahun lalu rasanya belum memberikan kelegaan pada Fatih. "Kenapa belum keluar juga?" tanay Fatih cemas. Fatih takut jika ternyata Zahra sudah berangkat lebih pagi. "Sabar saja. Setelah ini aku harus ke rumah sakit untuk hemodialisa. Tubuhku sudah terasa lemas, Ri," titah Fatih pada Ari, asistennya. Ari hanya mengangguk paham. Benar saja, tidak lama dari pembicaraan keduanya. Zahra keluar dari apartemen dan Fatih langsung mengikuti Zahra. Awalnya Zahra tak merasa sedang di ikuti seseorang. Ia berjalan dengan santai menuju restaurant dimana ia bekerja selama ini. Lama -lama, Zahra memelankan lang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN