Cylo berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya. Ancaman Lusi masih terus terngiang di telinganya. Menggigit bibir bawahnya, sepasang alis pria itu mengernyit. ‘Sialan,’ batin pria yang masih belum menghentikan gerak kedua kakinya. Bagaimana cara agar dia bisa menyingkirkan Lusi dari hidupnya dan Theya, tanpa membuat wanita itu memiliki dendam. Dia tidak mungkin langsung memecat wanita itu. Benar-benar sial, batin Cylo yang masih belum menemukan cara. Cylo berhenti melangkah, lalu tubuh pria itu berputar ke arah meja kerjanya berada. Baru saja terdengar notifikasi pesan masuk. Cylo kemudian menghampiri benda pipih yang tergeletak di tepi meja. Meraih benda tersebut, Cylo segera membuka layar, kemudian menekan pesan yang baru saja masuk. ‘Sudah makan siang?’ Cylo menghembuskan napas