51. Kamu yang Terpenting

1551 Kata

Semarah apa pun Dini kepada Levian. Termasuk juga meski apa yang terjadi kemarin malam, juga membuatnya kecewa. Dini tak lupa untuk bangun pagi dan mengingatkan suaminya itu shalat subuh. Apalagi selama menikah, Dini ibarat alarm milik Levian. Karena untuk urusan ibadah bahkan itu shalat lima waktu, Levian bisa lupa andai Dini tidak mengingatkannya. Baru membuka pintu kamar tamu di lantai bawah, Dini sudah langsung jantungan dan berakhir melongo. Ia nyaris tersandung punggung yang meringkuk membelakangi pintu kamar tamu. Levian, sungguh. Sosok tersebut memang Levian. Bermodal bantal dan selimut, Levian tidur di depan pintu kamar tamu Dini tidur. Dini yang sengaja jongkok di depan punggung kokoh tersebut lagi-lagi melongo. Ia berangsur mengabsen wajah Levian dengan ciuman mesra agak mema

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN