52. Teror yang Nyata

1619 Kata

Belum genap lima menit setelah memasang sim card milik Dini di ponselnya, ponsel Leon sudah sangat berisik. Satu nomor sengaja dibiarkan, selanjutnya nomor baru juga melakukan hal yang sama. Di kursi kerjanya, Leon terpaku menatap layar ponselnya yang terus menyala. “Ini bukan horor. Ini murni teror. Siapa, ya? Apakah Arana juga bagian dari ini? Apa malah kak Arina ... atau wanita yang naksir kak Levian?” pikir Leon. Terhitung sudah ada sepuluh nomor baru. Leon menghitungnya dan kini berniat mengangkat salah satu dari telepon masuk yang masih berlanjut. Dari sebelah terdengar kresek-kresek. Sambungan teleponnya tidak jelas. Kemudian terdengar decitan yang sangat melukai pendengaran. Sebab decitan suara tersebut berlangsung sangat lama. Selama lima menit Leon membiarkannya pun, suara it

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN