45. Ketar—Ketir

1320 Kata

“Mau di sini, apa di rumah orang tua kamu?” tanya Levian. Ia menatap Dini sambil mengunyah pelan makanan di dalam mulutnya. Tangan kirinya yang tak memegang sendok, berangsur mengelus-elus kedua pipi Dini. Dirasanya, pipi sang istri kembali tirus. Padahal sebelumnya, pipi Dini sudah mulai berisi. Sementara ketika ia melihat pelipis kanan Dini, ulu hatinya langsung ngeri. Di sana ada bekas yang sangat kentara dan itu karena luka yang Dini alami dari Arana. “Menurut Mas, baiknya kita bikin acara empat bulanannya di mana?” balas Dini yang juga tengah makan. “Mau di mana pun acara empat bulannya, menurutku sama saja. Yang penting orang tua kita kumpul. Jangan sampai bikin masing-masing. Kesannya enggak akur banget.” “Apa mau bikin acara di hotel saja?” tanya Levian. “Kita enggak punya bany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN