“Kalau Anna mau sama Mama Lina, enggak apa-apa. Kalau Anna mau sama Papa dan mama Ni, juga enggak apa-apa.” Levian memberikan pilihan. Ia sungguh tidak akan menghalangi maupun membatasi hubungan Anna dengan mereka. “Atu mauna Papa tama mama Lina!” lantang Anna. Detik itu juga sandal pak Alvian melayang mengenai kepala Arina. Membuat penawaran Anna langsung berakhir detik itu juga. “Niat banget kamu merusak rumah tangga anak-anakku ya. Niat banget kamu jadi pembunuh cucu kembarku padahal kamu tahu, sebelum ini menantuku wajib melakukan bed rest di rumah sakit!” PAK Alvian sungguh muak. Ia juga tak segan mengusir Arlina. “Pergi sekarang juga!” Tangis Anna benar-benar histeris. “Mama Lina ....” “Biarkan aku membawa anakku!” Arina memelas. “Tentu. Memang itu yang harus kamu lakukan. Ag