103. Trauma Dan Teka Teki Keberadaan Ibu Livya

1308 Kata

“Setelah Antares dan Atlantis lahir, bisa dipastikan itu memang benih Kak Levian. Mirip banget enggak ada yang dibuang. Itu si Dini entah dapat apanya. Capek-capek bawa perut besar selama tujuh bulan, eh lahirannya juga drama sampai sekarang. Moga saja pas mamanya Anna hamil lagi, semuanya aman jaya. Andai ada yang sakit, ya moga masih wajar-wajar saja,” batin Leon sambil terus berpegangan pada kedua pundak sang istri dari belakang. Mereka jadi seperti sedang main kereta-keretaan. Andai Anna ikut, bocah itu pasti heboh. “Oma lagi masak? Sini kami bantu. Oma istirahat saja. Enggak apa-apa, enggak apa-apa. Kami bisa.” Arina tersenyum ramah. “Kalau gitu, Oma mau urus sup herbal buat Dini dulu. Takutnya si Atlas tantrum lagi gara-gara ASI-nya kurang.” Ucapan dari oma si kembar, membuat Leon

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN