Hal terakhir yang Arana ingat, dirinya menggelinding dari pertengahan anak tangga ketika mencoba melarikan diri. Saat itu, Arana ketakutan pada keadaan Dini dan itu karena ulahnya. Sebab tamparan yang ia lakukan sekuat tenaga ke pipi kiri Dini, membuat Dini sempoyongan kemudian terkapar tak sadarkan diri. Dini begitu setelah mengalami pendarahan dari dahi kanannya mengenai ujung meja kaca yang memang terbilang runcing. “Badanku kaku dan sakit banget. Sekadar menoleh atau berbicara saja, aku belum bisa. Terus, kok perutku kayak kempesan. Ini aku sudah melahirkan, apa bagaimana?” pikir Arana. Di ruang rawat ia menjalani pengobatan secara intensif, ada mesin EKG. Hingga Arana yakin, dirinya tengah berada di salah satu ruang ICU. “Berarti aku di ruang ICU. Terus, apa kabar bayiku? Termasuk