“Jadi, selama dua bulan ini, kamu sengaja memantau aku? Kamu bahkan tahu komplek rumah ini?” Leon terus menatap lekat setiap lekuk wajah Arina. Padahal selain Arina tengah membuka sambal saset untuk Anna, lengan kanan Leon sudah menempel ke sisi lengan kiri Arina. Sebab mereka memang duduk bersebelahan. Bersama Anna, keduanya tengah duduk santai sambil memakan jung food yang Arina bawa. Mereka duduk di sofa panjang yang ada di ruang keluarga lantai bawah. Arina duduk sila di tengah, di antara Leon dan Anna. “Tentu. Karena aku ingin hidup dengan laki-laki yang mencintaiku dengan sepadan. Bukan hanya aku yang mencintainya, apalagi mati-matian berjuang sendiri,” ucap Arina yang kemudian meraih sendok di piringnya. Ia mengaduk salad yang tadi sempat ia buat dalam jumlah banyak. “Minimal ba