Satu jam kemudian, Xena dipindah ke kamar rawat dalam keadaan sudah sadar. Terbaring lemah, sesekali dia meringis setiap kali berusaha menggerakkan badannya. Sedang Jo yang sedari tadi mewek, sekarang justru hanya bungkam menatap lekat wajah pucat Xena. “Kamu itu lho, Xen, kok senengnya bikin Tante jantungan. Mana yang sakit?” tanya bundanya Jo sambil menggenggam tangan Xena dengan matanya yang berkaca-kaca. “Nggak sakit, maaf sudah bikin Tante khawatir.” gumamnya lirih, masih berusaha tersenyum. “Perutmu sakit tidak? Kalau sakit harus bilang, nanti biar diperiksa lagi. Satria bilang kamu sempat jatuh. Kehamilan di trimester pertama itu masih rawan, harus ekstra hati-hati." ucapnya tampak masih mengkhawatirkan kondisi kandungan Xena. “Nggak sakit,” gelengnya. “Jo sudah mewek dari tadi