Rovan Pov Damn!!!Kenapa rasanya hati aku yang hancur saat melihat dia tertawa seakan tanpa beban meski semua rencanaku sudah dia ketahui sejak dulu. Kenapa bukan dia yang hancur!!! Rasanya aku ingin teriak agar kekesalanku hilang. What! Bermain? Dia kira aku badut yang bisa diajak main! Oh tentu tidak Briana sayang, aku yang seharusnya mempermainkan kamu bukan sebaliknya. "Arghhhh Briana!!!" aku menendang kursi yang ada didepan pintu hotel, kursi kayu itu patah seketika, tapi tetap saja emosi, amarah dan juga sakit hatiku tidak terlampiaskan. Aku ingin melihatnya menangis, memohon ampun dan wajahnya yang pongah itu berganti dengan wajah mengiba dan hancur. Aku berniat meninggalkan hotel, tapi entah kenapa langkahku terasa berat. Rasanya ada paku yang membuatku enggan untuk melangkah.