Sebenarnya Saga sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam mengasuh anak dan sejak tadi dalam perjalanan mobil menuju kediamannya, ia hanya diam saja karena bingung bagaimana caranya agar Kisya berhenti menangis dan benar saja, saat ini Kisya berhenti menangis karena kelelahan. Ia kebanyakan menangis telah menguras tenaganya hingga ia tertidur lelap.
Mobil sampai ke Kediamannya membuat Fahmi segera menepikan mobil dan ia memperhatikan Saga yang saat ini menatap Kisya. "Carikan Kisya pengasuh!" Ucap Saga.
"Untuk sementara ini sepertinya kepala pelayan bisa menjadi pengasuh Kisya," ucap Fahmi. "Besok saya akan segera mendapatkan pengasuh yang rekomendasikan yang terbaik Pak untuk menjaga Kisya," ucap Fahmi. Sebenarnya bagi Fahmi pengasuh yang terbaik adalah Olivia Jenaka, apalagi Oliv telah menjaga Kisya dari bayi dan setahu Kisya, Oliv adalah ibunya.
Memisahkan Kisya dengan ibunya adalah hal hal yang sangat tidak manusiawi, tapi seorang Raden Sagara tidak akan mengerti hal itu. Saga menggendong Kisya lalu ia melangkahkan kakinya turun dari mobil, namun ketika ia masuk kedalam rumah, Kisya membuka matanya. Kisya melihat kesekelilingnya dan matanya tertuju pada sosok lelaki yang sedang menggendongnya. Kisya menyadari jika saat ini ia sedang berada ditempat yang sangat asing, lalu terdengar suara isak tangisnya.
"Hiks....hiks....Mimi...Mimi..." tangisnya.
"Mulai sekarang Mimi tidak akan tinggal bersama kamu karena kamu akan tinggal dengan saya!" Ucap Saga. Fahmi yang berada disamping Saga terkejut dengan ucapan Saga karena kata-kata dingin seperti itu, tidak pantas diucapkan kepada anak kecil seperti Kisya.
"Pulang hiks...hikss...Kisya mau pulang!" Teriak Kisya.
"Rumah kamu disini!" Ucap Saga. Kisya menggerakan tubuhnya mencoba memberontak, agar Saga melepaskan tubuhnya. Saga sulit untuk menenangkan Kisya karena lagi- lagi Kisya menangis sambil berteriak.
"Mimi... hiks.. hiks....Kisya mau sama Mimi...Kisya mau pulang...." Teriak Kisya sambil menangis pilu. "Uhuk....uhuk..." Kisya terbatuk-batuk dan "Hoek..." Kisya muntah hingga mengenai baju Saga, membuat Fahmi dan semua pelayan yang ada dirumah ini yang melihat kejadian ini, terlihat begitu panik. Mereka takut Saga marah besar hingga menyakiti Kisya, apalagi Saga terkenal dengan sikapnya yang arogan dan kejam.
Fahmi dengan isyarat matanya meminta kepala pelayan agar segera mengambil Kisya dari gendongan Saga. Kisya masih saja terus menangis, namun kali ini ia tidak ingin Saga memberikannya kepada pelayan yang mencoba untuk menggendongnya. Bagi Kisya mungkin hanya laki-laki yang menggendongnya ini yang bisa membawanya pulang ke rumahnya agar ia bisa bertemu Miminya. "Nggak mau hiks...hiks...Kisya mau sama Mimi aja! ucap Kisya dan wajahnya saat ini bersimbah air mata.
"Adek kan muntah sini biar ibu yang bersihkan baju adek dulu!" Ucap Pelayan itu.
"Nggak mau, hiks...hiks...Mimi...antelin pulang! Hiks...hiks...Mimi...Om jahat banget hiks...ini bukan luma Kisya. Pulang....hiks...hiks...pulang....pulang...." Teriak Kisya. Fahmi menghela napasnya, anak ini bisa saja jatuh sakit jika dibiarkan seperti ini, apalagi Kisya terus saja menangis pilu dan ini tidak baik untuk kesehatan Kisya.
Sementara itu saat ini Olivia Jenaka sangat terpukul dan ia terlihat patah hati, hingga ia sejak tadi ia masih juga menangis sedih. Sudah lima tahun ini ia membesarkan Kisya dan ia belum pernah berpisah dari Kisya. Putrinya itu pasti sangat ketakutan saat ini dan ia juga sebenarnya tidak bisa hidup terpisah dari Kisya. Tangisan Olivia membuat para tetangga mencoba menenangkan Olivia dan sebagian dari mereka hanya bisa menatap sendu Oliv. Tadi mereka ingin ikut campur ketika laki-laki gagah dan tampan itu membawa Olivia pergi. Namun mereka mengira Saga adalah mantan suami Oliv yang ingin mengambil hak asuh Kisya dan mereka merasa takut untuk ikut campur urusan rumah tangga Oliv.
Ketika Kisya baru saja dibawa pergi Saga, Oliv menghubungi Nindiya sahabatnya agar segera datang menemuinya dan saat ini Nindiya baru saja tiba di kontrakannya. Ia melihat Oliv menangis sambil memeluk tas sekolah milik Kisya. "Astagfirullah, Oliv kenapa kamu menangis kayak gini?" Tanya Oliv karena sejak tadi ia pun hanya diminta untuk segera datang ke kontrakan Oliv tanpa tahu alasannya.
"Hiks...hiks...Kisya dibawa pergi, aku sedih banget....aku rasanya pengen mati saja Nin," ucap Oliv meneteskan air matanya.
"Ya ampun Oliv kamu nggak boleh berpikir kayak gitu Liv!" Ucap Nindinya sendu.
"Gimana nggak berpikir gitu hiks...hiks...aku hanya punya Kisya didunia ini, aku nggak punya siapa-siapa lagi!" Ucap Oliv sendu.
"Kamu masih punya aku Liv!" Ucap Nindiya.
"Hiks....hiks...dia tiba-tiba datang hiksss dan ambil anak aku gitu aja Nin, dasar laki-laki kamprettt....dia nggak tahu apa gimana perasaan anak kalau dipisahkan sama ibunya," isak Oliv.
"Gimana kalau kamu rujuk saja sama suamimu Liv!" Ucap Nindiya.
"Hiks...hiks...Kamu pikir cerita aku itu bohong hiks...hiks...aku kan sudah bilang saat itu kalau aku itu Adiknya Vena ibu kandung Kisya, walau begitu kan aku ini tetap saja ibunya Kisya apalagi aku dari bayi yang membesarkan Kisya," ucap Oliv.
"Jadi yang kamu ceritakan itu benar? berati kita sama Liv aku juga bukan ibu kandung Kale," ucap Nindya. "Kale itu anak kakak perempuanku," ucap Nindiya "Tapi dia nggak mau merawat anak ini dan selama ini aku tidak pernah bertemu dengan dia dan aku berharap aku juga tidak akan pernah bertemu dengan dia. Apalagi sekarang ini aku takut ketika bertemu kakak perempuanku itu, dia pasti akan bersikap sangat buruk sama Kale," ucap Nindiya sendu.
"Sebenarnya yang membawa Kisya itu kakaknya Mas Krisna, aku nggak pernah bertemu dia selama ini apalagi hubungan Mas Krisna dan Mbak Vena itu memburuk, karena keluarga suami Mbak Vena itu tidak setuju mereka menikah. Bisa dibilang Mbak Vena dan suaminya itu kawin lari, Nin. Sekarang kakaknya Mas Krisna itu muncul dan dia yang membawa pergi Kisya, padahal aku sudah berjanji kepada mendiang Mbak Vena untuk menjaga Kisya hingga dia dewasa," ucap Oliv.
"Setidaknya kamu lebih beruntung dari pada aku Liv, kakak perempuanmu telah meninggal dan dia memang memintamu menjaga anaknya. Tapi aku berbeda, aku membesarkan keponakanku dengan sembunyi dari kakak perempuanku itu," ucap Nindiya.
"Kamu sekarang yang lebih beruntung karena kamu masih bisa peluk Kale, tapi aku nggak bisa lagi hiks...hiks...aku harus gimana? Aku patah hati banget," ucap Oliv sambil terisak.
"Untuk sekarang ini gimana kalau kamu menginap di Rumahku saja, Liv!" Ucap Nindiya karena meninggalkan Olivia Jenaka dengan keadaan seperti ini sangatlah berbahaya. Apalagi kondisi mental Oliv sedang tidak baik-baik saja dan selalu menangis seperti ini.
"Oke hiks...hiks...soalnya kalau disini aku nggak bisa meredam sedikit rasa sedihku Nin, aku juga bukan saja kehilangan Kisya, tapi aku juga kehilangan pekerjaanku," ucap Oliv dan ia segera menghapus air matanya dengan jemarinya.
'Gue nggak tahu kedepannya bagaimana hidup gue tanpa Kisya dan sebelum gue dipecat, lebih baik gue mengundurkan diri,' Batin Oliv.