Betran melangkahkan kakinya mendekati Nindiya dan ia duduk tepat disamping Nindiya, membuat Nindiya terkejut karena ternyata Betran sudah pulang. Nindiya menatap Betran dengan kesal, meskipun ia telah menyukai laki-laki baik dan ramah ini namun ketika ia kehilangan kebebasannya, membuatnya sangat kesal. Ia ingin sekali kembali bekerja atau ia memilki kegiatan lain di luar rumah, tapi bukan seperti ini. Bukan terkurung di rumah mewah dan hanya bisa melakukan aktivitas di rumah. "Jadi bagaimana lamaran saya, kamu terima?" Tanya Betran. "Aku kan sudah tahu kalau kamu mau nikahin aku, tapi aku kan bilang bukan dalam waktu dekat ini," ucap Nindiya. "Kenapa?" Tanya Betran. "Kalau kamu sudah menjadi istri saya, saya akan izinkan kamu pergi keluar rumah, bahkan kalau kamu berkerja bersama sa

