“Barra, apa-apaan ini? Kenapa kau di sini, dan kenapa dengan topi dan kacamatamu?” tanya Sasya menoleh kearah Barra yang kini dengan lincah mengemudi. “Gunakan saja sabuk pengamanmu, diam dan perhatikan ke depan, jangan lupa pegangan erat-erat...” ucap Barra ketus, hingga membuat Sasya merapatkan bibirnya yang menyimpan banyak pertanyaan, dia teringat sesuatu. Upsh! Barra sudah berubah bukan? Dia sudah menjaga jarak denganku, jadi kenapa aku bertanya dengan santai, bukankah dia yang mengatakan bahwa aku tidak boleh berinteraksi dengannya kecuali penting.Tapi, tunggu! Bukankah dia yangmembawaku sekarang? “Ada apa ini sebenarnya? Apakah ini penculikan?” tanya Sasya lagi membuat Barra melirik menggunakan sudut matanya, tapi dia tetap bungkam dan tidak ingin berdebat dengan wanita di sampin

