8. L(Over)

1302 Kata
Hujan kembali mengguyur ibu kota, setelah Kin mengantarkan Cleona. Kin lebih baik singgah sebentar di rumah pacarnya itu, karena hujan pun masih mengguyur deras dan ia sangat rindu dengan kekasihnya itu.  Mereka tengah duduk berdua di ruang tamu sambil menonton film. Lebih tepatnya Cleo yang menonton film sendiri. Sedangkan Kin, memperhatikan wajah Cleo yang sedang bersandar di bahunya.  Cleo yang sedang menonton film Korea itu pun sangat sulit di ganggu, sedari tadi ia fokus dengan tontonan yang ada di hadapannya.  "Hmm ..." gumam Cleo membangunkan lamunan Kin yang terus memperhatikan dirinya.  Kin yang mendengar suara Cleo, pura-pura mengambil remote televisi yang berada di sebelah Cleona.  "Modus," desis Cleo.  "Apa? Kamu nyindir aku?" Tanya Kin yang merasa desisan itu untuknya.  "Ngapain juga aku nyindir kamu. Lagian kamu ngapain sih ngeliatin aku dari tadi."  "Siapa juga yang ngeliatin kamu. Aku mau ngambil ini," katanya.  Cleo yang enggan bangun dari sandaran Kin, kembali merebahkan kepalanya dan kembali menonton. Cleo tersenyum melihat aktor aktor Korea yang sangat tampan itu. Kin yang kesal melihat itu, ia langsung mematikan televisi yang ada di hadapan mereka.  "Kak Kin ..." rengek Cleo.  "Apa? Mau liatin cowok-cowok itu? Sedangkan cowoknya sendiri di diemin gitu?" "Bukan ..." "Bukan apa? Mau aku ambil flashdisknya?"  Cleo langsung bangun dari sandaran, dan membulatkan matanya kearah Kin. "Jangan-jangan. Jangan, Kak." Mohonnya. Bagaimana jadinya jika flashdisk yang berisi berpuluh-puluh judul drama Korea dan film Korea itu, harus berakhir di tangan Kin. Itu tidak bisa di biarkan.  "Jangan nonton-nonton lagi." "Cemburu ya?" Tanya Cleo sambil menggoda Kin dengan mencolek-colek bahu Kin.  "Ngapain cemburu." "Bilang aja kali ... gengsi banget. Hahaha ..." Cleo tertawa karena lucu melihat ekspresi wajah Kin. "Biasa aja. Memangnya kamu, tukang cemburu," kata Kin yang membuat mood Cleo menjadi turun. Cleo yang sedang tertawa pun langsung berhenti.  "Memangnya aku salah cemburu sama kamu? Lagian siapa sih yang enggak cemburu kalau cowoknya bela-belain nganterin cewek lain ke sekolahnya. Sedangkan ceweknya sendiri nungguin berpuluh-puluh menit, berdiri, tanpa kabar. Padahal cowoknya enak-enakan sama cewek lain," balas Cleo dengan wajah datar, mengingat kejadian tadi pagi.  "Bukan gitu, sayang. Lev ...." "Stop. Enggak usah ancurin mood aku. Di sini kamu yang salah, enggak seharusnya kamu belain diri kamu yang udah salah." Dirasa situasi tidak baik, Kin menggenggam tangan Cleo sambil memainkan jari-jarinya. "Maaf, sayang. Udah ya, jangan marah-marah lagi."  Cleo yang hatinya cepat meleleh, mendengar Kin berbicara seperti itu pun ia langsung tersenyum kecil. Namun ia kembali menetralkan ekspresinya disaat Kin melihat wajahnya.  Kin yang tidak tahu harus berbicara apalagi dengan Cleo, dan melihat suasana hujan deras, terlintas dibenaknya untuk menjahili Cleo. Kin meletakkan tangan kiri dan kanannya di kaki dan leher Cleo, ia membopong tubuh Cleo untuk menuju lantai dua.  Cleo yang panik karena tiba-tiba Kin menggendong dirinya, ia pun meronta. Bagaimana bisa, Kin seperti ini kepada dirinya, hujan-hujan seperti ini, dan Kin menggendongnya dengan sangat mesra.  "Kak Kin, jangan aneh-aneh deh, turunin aku ..." rengek Cleo yang meminta turun. Namun Kin tetap melangkahkan kakinya menuju lantai dua, dimana dapur berada.  "Aku berat tau, kamu ngapain gendong-gendong aku. Kak Kin ...." "Hujan, Cle. Aku pengen yang anget-anget," kata Kin sambil menaik turunkan alisnya.  Cleo pun membulatkan matanya kearah Kin. "Kak Kin gila ya?" Kata Cleona.  Pikirannya sudah kacau balau, di lantai dua ini hanya ada kamarnya, bagaimana kalau Kin macam-macam kepadanya? Cleo sudah resah akan hal itu.  "Aku pengen yang anget-anget. Diluar hujan," kata Kin dan menghentikan langkahnya.  Cleo rasa ini waktunya untuk turun dari gendongan Kin. Ia pun turun. "Huh ... kamu berat banget sih." "Udah tau berat. Ngapain gendong-gendong aku segala." Cleo mengeluarkan napasnya lega, untungnya ia dibawa ke dapur oleh Kin, bukan menuju kamarnya.  Cleo membenarkan baju terusannya yang sedikit berantakan itu, melihat ada tubuh yang bergerak kearahnya, Cleona mundur perlahan. Kin menjalan mendekati dirinya tanpa alasan. Cleona terjebak diantara meja makan dan tubuh Kin.  "Kak Kin ..." bisik Cleo yang sudah ketakutan.  Di dalam hati Kin, ia tersenyum senang karena melihat ekspresi Cleo yang sangat lucu. Ia pun mendekatkan wajahnya ke telinga Cleo yang sudah gelisah itu.  "Lain kali kalau pakai baju yang bener ya. Sana bikinin aku yang anget-anget," bisik Kin. Kin pun menjauhkan wajahnya dari wajah Cleo yang sudah memerah. Cleo yang sudah salah tingkah langsung langsung berjalan kearah dapur.  "Tegang banget, sayang." "Apa kamu!" Kesal Cleo yang sudah berani untuk berbicara dengan Kin.  "Hahaha ... Kamu lucu banget," kata Kin yang sudah duduk di pantry yang menghadap langsung kearah Cleona yang sedang mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak.  "Nyebelin dasar." Cleona mengeluarkan beberapa bahan untuk membuat mini burger dan spaghetti bolognese. Ada selada dan tomat segar, daging sapi giling, roti untuk burger dan lainnya. Ia pun mulai mencuci sayuran.  Kin yang memperhatikan Cleona kadang tersenyum, bagaimana bisa ia menyayangi wanita ini.  "Kak Kin udah deh, enggak usah liatin aku terus." "Habisnya kamu cantik jadi peng--."  Cleo melotot dan refleks mengacungkan pisaunya kearah Kin. "Berani, kamu?"  "Bercanda, sayang. Lain kali jangan pakai daster ya, udah kaya ibu-ibu aja. Eh, tapi enggak apa-apa deh, kamukan mau jadi ibu dari anak-anak aku ya?" Kata Kin.  Cleo sedikit tersenyum. "Apaan sih, Kak Kin. Enggak biasanya kamu bawel kaya gini. Mana gombal terus dari tadi."  "Aku diem salah, gombal salah." "Memang kok. Kamukan dingin sama orang. Enggak pernah banyak bicara. BTW ini baju tidur, bukan baju daster," kata Cleo sambil memegang baju berwarna abu itu.  Kin berdiri dari duduknya ia pun berjalan menghampiri Cleo, sambil merangkul bahu Cleona. "Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Kin.  "Yakin kamu bisa bantuin aku?" Kin mengangguk mantap. "Aku suka bantuin Bunda masak," kata Kin yang membuat Cleo tertawa.  "Serius? Bantu makan kali ya." "Hehehe ...." "Nih, Kak Kin pakai sarung tangan dulu." Cleo memakaikan Kin sarung tangan plastik. Ia pun memindahkan gilingan daging ke wadah yang lebih besar. "Nah, kamu aduk dagingnya di tekan ya, tapi jangan terlalu tekan. Sudah aku kasih merica dan garam."  Kin mengangguk dan mulai mengikuti instruksi dari Cleona. Menunggu bahan untuk membuat patty matang, Cleo memotong roti untuk burger, beserta sayurannya.  "Kamu kesepian pasti hidup sendiri," ucap Kin dengan nada bicara serius. Cleo tersenyum kearah Kin. "Aku bersyukur, Kak. Walaupun hidup aku seperti ini," ucap Cleo tulus.  "Maaf aku belum bisa menjadi yang terbaik untuk kamu." "Seharusnya aku sangat berterima kasih sama kamu, karena sudah sudi hadir di hidup aku. Jangan pergi, ya. Kalau kamu enggak ada, aku enggak tau harus gimana." "Akan aku lakukan, sayang."  Setelah dua puluh menit berlalu, akhirnya mini burger dan spaghetti bolognese itu sudah tersaji di meja pantry. Cleo dan Kin duduk bersebelahan.  Cleo menuangkan jus jambu di gelas Kin yang kosong. "Kamu kurangin minum soda," kata Cleo yang sudah yakin Kin akan meminta soda.  "Baru aja aku mau minta cola." Cleo menyimpan mini burger kedalam piring kecil yang ada dihadapan Kin, serta menyiapkan pisau dan garpu di sana.  "Selamat makan," ucap Cleo sambil tersenyum.  Tak sadar, Kin ikut tersenyum dan mencubit pipi Cleo yang sangat gemas di matanya.  "Kak Kin, sakit." Cleo mengusap pipinya yang sakit karena ulah Kin.  "Aku makan ya." Kin pun menyuapkan mini burger itu tanpa perantara garpu dan pisau.  Cleo belum mencoba burger buatannya itu, ia memperhatikan Kin yang sedang makan. "Gimana, Kak. Enak?" Tanya Cleo.  Kin mengacungkan jempolnya. "Enak banget. Aku suka," kata Kin yang mengambil burger baru.  Setelah mendengar Kin berbicara seperti itu, ia pun ikut mencicipi burger buatan mereka. "Enak banget kalau di masakin kamu setiap hari gini. Jadi enggak sabar pengen halalin kamu," ucap Kin yang membuat pipi Cleo memanas. "Bunda juga masakin kamu kok." "Emm ... tapi beda rasa aja kalau kamu yang masakin, aku bisa manja-manja juga." "Dasar kamu."  Tak lupa Cleo pun menuangkan pasta kedalam piring baru untuk Kin. "Makasih, sayang." "Sama-sama, Kak." "Kamu makan yang banyak. Enggak ada diet-diet. Oke?" Cleo mengangguk. Selalu saja seperti itu, Kin sangat tidak suka jika Cleo memiliki program diet, karena terakhir kali, dirinya mengizinkan Cleo diet, Cleona berakhir dirumah sakit karena lambungnya yang bermasalah. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN