Hujan mengguyur kota pukul 13.00 cuaca setiap harinya sangat sulit di prediksi. Padahal tadi matahari masih bersinar dengan cerah, namun tiba-tiba di gantikan dengan awan yang sangat hitam dan hujan pun turun.
Cleona dan Nola yang sedang berada di jalan pulang, terkejut karena gerimis tiba-tiba turun tanpa aba-aba.
"Wah, hujan nih," kata Cleona yang melihat perlahan air membasahi jalanan.
"Astaga dragon, kenapa tiba-tiba hujan, mana gue bawa motor lagi." Nola pun bingung harus berteduh dimana, sebab mereka sedang melewati jalanan yang di pinggirnya hanya terdapat pohon-pohon besar.
"Gue mau ngebut, lo siap-siap." Nola pun mengendarai motornya dengan menaiki kecepatannya.
Sampai ia menemukan ada sebuah toko yang halaman depannya luas, ia pun langsung menepikan Vespa maticnya kesana. Cleona dan Nola turun dari motor dan berlari untuk berteduh.
"Ah, nyebelin banget sih," kesal Nola karena melihat jaketnya yang sudah basah.
Cleona pun sama, seragam yang ia kenakan sedikit basah. Untung saja ia memakai jas almamater sekolahnya. "Kamu basah banget, Nol," kata Cleona yang melihat Nola basah kuyup. "Kaya tikus kecemplung. Hahaha ..." Cleona pun tertawa, karena lucu melihat Nola yang sudah basah kuyup.
Nola hanya bisa memajukan bibirnya, ia merasa sedikit kedinginan, karena memakai rok pendek dan baju serta jaketnya yang sudah basah kuyup karena hujan.
"Enak aja tikus kecemplung, masih keren kok," katanya sambil melihat pantulan dirinya di sebuah kaca yang terdapat di pintu toko.
"Mau beli minum? Aku beliin ya." Belum sempat mendengar jawaban dari Nola, Cleona pun masuk kedalam toko yang sepertinya menjual makanan dan barang-barang rumah tangga. Ia pun membeli satu botol minuman, beberapa permen hangat, dan satu bungkus chips untuk Nola.
"Ada handuk kecil, Pak?" Tanya Cleona kepada penjaga toko.
"Ada, sebentar."
"Boleh, Pak. Satu aja."
Selesai membayar semua belanjanya, Cleona pun kembali keluar, namun ia melihat Nola sedang mengobrol dengan 3 laki-laki yang sepertinya memakai baju sekolah yang sama dengannya.
Ketika membuka pintu dan keluar, Cleona melihat ada Reynand, David dan Argi sedang mengobrol dengan Nola. Ia pun tersenyum dan berjalan untuk berada di samping Nola.
"Ini, pakai." Cleona memberikan Nola handuk yang sudah ia beli di dalam.
"Ah, sahabat terbaik emang Cleona doang," kata Nola yang langsung mengeringkan kacamata dan badannya yang basah kuyup itu.
"Kenapa Kak Rey, ada di sini?" Tanya Cleona basa-basi bertanya kepada Reynand.
"Hujan, gua pake motor bareng David," kata Reynand.
Cleona memperhatikan sikap Nola di dekat David. Sahabatnya itu terus membenarkan rambutnya dan roknya, perasaan Nola biasa aja kalau di deket orang lain, dan terkesan cuek.
"Kamu grogi ya?" Bisik Cleona kepada Nola.
Nola yang mendengar bisikan Cleona ia pun membelalakkan matanya. Kenapa Cleona harus menanyakan hal yang tidak penting saat ini, dan bagaimana jika David mendengar ucapan Cleona itu.
Di tengah keheningan mereka berlima, tiba-tiba David yang berada di sebelah Nola bertanya. "Bawa motor?" Tanyanya.
Nola menengok kearah David. "Em iya. Lo bawa motor?" Tanyanya dengan suara yang lembut, membuat Cleona menahan tawanya.
"Enggak, gue bareng Reynand," katanya. Dan Nola yang tidak tau harus menjawab apa hanya mengangguk pelan.
Mereka berlima diisi oleh keheningan, padahal ada Argi, Nola dan David yang biasanya heboh. Jika Reynand memang pendiam, dan Cleona pun juga sama, pendiam. Cleona melihat Argi yang berjalan mendekati dirinya, dan tepat, sekarang Argi berada di sisinya.
"Kamu mau?" Cleona menawarkan 2 permen kepada Argi, agar mereka tidak canggung.
"Boleh?" Tanya Argi, setelah mendapat anggukan dari Cleona, Ia pun mengambil 2 buah permen hangat itu.
Kembali, suara hujan mengisi keheningan mereka. Reynand yang sedang duduk, memperhatikan Argi yang sesekali melihat kearah Cleona sambil tersenyum. Sedangkan ketika ia melihat David, temannya yang bar-bar itu, bisa terdiam juga di dekat perempuan yang ia suka.
Reynand sudah tau jika David dan Nola saling suka, namun mereka gengsi untuk berbicara. Sedangkan, Argi, ia terheran melihat adik kelasnya itu, kenapa terus memperhatikan Cleona, pacar dari Kin. Apa Argi tidak takut dengan Kin, pikir Reynand.
Di sisi lain, Cleona yang merasa Argi terus memperhatikannya, ia pun bertanya. "Mau lagi permennya?" Tanya Cleona dengan wajah polosnya, karena ia tidak tau kenapa Argi diam-diam terus memperhatikannya.
"Enggak. Gue cuma liatin hujan aja," kata Argi dan Cleona pun hanya mengangguk.
Berpuluh-puluh menit mereka menunggu hujan, akhirnya hujan yang tadi turun sangat deras, sekarang digantikan rintik gerimis.
"Yey, reda. Kita pulang sekarang aja," kata Nola yang mengajak Cleona menuju motornya.
Argi, dan Reynand pun memilih untuk pulang juga. Di susul David yang membuntuti Reynand.
"Lo kedinginan, gak? Mau pake jaket gue? Gue bawa jaket dua ..." Tiba-tiba Cleona mendengar suara Argi di dekatnya.
"Em, enggak kok. Makasih. Aku pulang ya," kata Cleona yang merasa tidak enak karena sikap Argi.
"Sebentar, gue lap dulu." Argi mengambil lap di motornya, dan membersihkan air yang ada di jok motor Nola.
"Ah, Argi ... Baik banget sih, makasih ya, bye ..." Kata Nola dan ia pun menaiki motornya diikuti oleh Cleona. Motor Nola pun pergi meninggalkan tempat itu.
Argi sedikit tersenyum melihat kepergian Cleona. Reynand dan David yang memperhatikan gelagat Argi pun, bertanya. "Lo suka sama Cleona?" Tanya Reynand santai.
Argi memakai helmnya dan menaiki motornya. "Selagi janur kuning belum melengkung, belum tentu jodoh orang. Ayo bro, gue duluan," kata Argi dan langsung pergi begitu saja.
"Wah, si kambing berani-beraninya dia," kata David yang melihat Argi pergi.
Reynand menepuk pundak David. "Lu, juga. Kalau suka bilang. Nanti keburu di ambil aja nangis," ucap Reynand sambil menaiki motornya.
David pun ikut menaiki motor Reynand. "Yeu, nanti aja gampang, kalau gua pacarin sekarang mau dikasih makan apa anak orang? Hahaha ..." David dan Reynand pun tertawa sebentar. Dan mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang. Reynand yang akan mengantarkan David, karena katanya motor David sedang ada di bengkel.
"Perlu gua kasih tau Kin?"
"Jangan. Lu tau Kin kaya gimana. Biar jadi urusan Argi sama Kin." David pun mengangguk.
....
"Ah ... Akhirnya sampai juga." Cleona turun dari motor dan membukakan pintu gerbang agar motor Nola masuk kedalam garasinya.
"Hahaha, sejak kapan holang kaya bukain gue gerbang."
Cleona sedikit tertawa. "Lah, ada motor si Bambang di sini?" Tanya Nola yang memarkirkan motornya di dekat motor Kin yang terparkir di sana.
"Perasaan aku udah kasih tau kamu deh, kalau Kin pakai mobil aku," kata Cleona dan berjalan masuk kedalam rumahnya.
"Eh iya juga ya. Tugguin gue dong, Cleona ..." Kata Nola yang sekarang berlari karena di tinggal oleh Cleona.
Tempat di sini cukup seram menurut Nola, karena di sini sangat sepi, walaupun perumahan, tapi tak ada seorang pun yang berkeliaran di tempat ini. Apalagi saat ini hujan dan cuaca yang dingin.
Nola berlari mengikuti Cleona yang sekarang berjalan ke lantai dua. Baju yang tadinya basah kuyup, sekarang sudah mulai mengering.
"Nola, kamu mandi di kamar mandi aku aja. Aku biar mandi di bawah," kata Cleona sambil mengambil beberapa pakaiannya di wardrobe.
Cleona pun keluar dari arah pintu wardrobe. "Kamu pilih aja baju aku di lemari yang warna abu-abu ya. Kalau dalemannya yang baru ada di laci lemari bagian bawahnya itu semua baru kok. Air panasnya kamu nyalain aja, atau perlu aku siap--"
"Syutttt ... Udah, lo turun aja ke bawah. Gue ngerti." Nola meletakkan telunjuknya di bibirnya, kenapa Cleona seperti SPG, sangat bawel. Padahal dirinya bukan pertama kali menginap di sini.
"Tapi, kamu ngertikan?" Kata Cleona kembali.
"Iya Cleona ... Gue ngerti ya ampun masih aja ngomong. Udah sono, gue mau mandi," kata Nola yang memilih pergi menuju kamar mandi Cleona.
"Hahaha habisnya kamu lucu kalau lagi kesel."
"Lucu-lucu, dikira gue bayi dinosaurus!" Kata Nola yang masih mendengar ucapan Cleona.
Butuh waktu 20 menit untuk Cleona menyelesaikan mandinya, sekarang ia tengah memasak mie instan untuk makan siangnya dengan Nola.
Hujan masih mengguyur, dengan intensitas yang lebih tinggi, bahkan petir saling menyambar. Untung saja rumahnya di pasang kedap suara, jadi suara hujan dan petir hanya terdengar samar-samar.
Saat ini Cleona sedang menggoreng telur dan merebus beberapa sayuran untuk menjadi topping mie instan mereka kali ini.
"Cle? Si Bambang telpon nih," kata Nola yang berjalan kearah dapur sambil membawa ponsel Cleona yang berdering.
"Ah, iya. Terimakasih."
Cleona pun mengangkat telpon dari Kin, yang Nola sebut sebagai 'bambang'.
"Iya, Kak?" Sapa Cleona sambil tersenyum.
"Udah pulang?" Tanya Kin di ujung telepon sana.
"Sudah, Kak. Tadi kejebak hujan, jadi baru sampai."
"Bagus kalau sudah."
"Kak Kin udah makan?" Tanya Cleona, ia mematikan semua kompornya karena masakannya sudah matang.
"Udah. Pulang naik taksi?"
"Enggak, Kak. Aku pulang bareng Nola, Nola mau nginep di rumah aku. Jadi aku ada temennya deh."
"Seneng banget?"
"Iya, akhirnya aku punya temen. Ini aku lagi bikin mie instan buat makan bareng Nola. Kamu lagi kerja ya?"
"Bagus kalau kamu seneng. Iya lagi kerja."
"Hehehe ... Iya, Kak. Semangat kerjanya."
Nola yang memperhatikan Cleona di kursi meja makan, sudah menghela napasnya. Ia mengangkat kakinya, sambil mengupil dan sesekali meledek Cleona yang sedang bertelpon ria dengan pacarnya itu.
"Ih, Nola jorok banget sih, masa ngupil di meja makan," kata Cleona yang sedang menyusun makanan mereka.
"Apa? Mau?" Kata Nola sambil memberikan jari telunjuknya yang terdapat beberapa upil di sana.
"Nola! Cuci tangan sana. Atau enggak aku kasih makan."
Cleona pun pergi membawa makanan mereka menuju kamarnya, dan meninggalkan Nola yang sedang tertawa.