23. L(Over)

1377 Kata
Hujan masih turun dengan sangat deras. Cleona dan Nola sedang duduk di sofa dan menikmati mie instannya di cuaca yang dingin ini. Mereka pun di temani oleh film action Korea.  Nola fokus dengan mie yang asapnya masih mengepul itu, sedangkan Cleona fokus dengan film yang ia tayangkan di televisi.  "Uh, mantap banget ..." Kata Nola yang sangat menikmati makanannya.  Nola sudah menghabiskan dua bungkus chips untuk menemani dirinya memakan mie. "Haduh, bisa-bisanya, gue makan sebanyak ih. Gak apa-apa deh, mau makan sebanyak apapun, gue tetep kerempeng. Hahaha ...." Cleona menengok kearah Nola yang sedang tertawa sendiri, namun ia mendengar Nola berbicara apa. "Iya, padahal kamu makan banyak banget. Tapi badannya enggak gede-gede. Hm, aku iri."  "Malah gue sedih ngeliat badan gue kerempeng kaya gini. Gue pengen punya badan berisi, dikit aja. Biar gak di sangka susah sama orang." "Kenapa kamu pengen punya badan berisi? Padahal aku pengen kaya kamu," kata Cleona yang sesekali memakan mienya.  "Haduh ... Gue khawatir ngeliat badan gue yang kaya gini. Kaya orang yang enggak di kasih makan. Hahaha ... Tapi, lebih baik syukuri aja kali ya, soalnya orang juga mau ada di posisi kita. Kaya ... Lo pengen punya badan kaya gue, sedangkan gue pengen punya badan berisi kaya, lo."  Cleona mengangguk-angguk. "Bener kata kamu, tapi ... Aku pengen kurus hehehe ...." "Olahraga makannya, jangan mulut yang olahraga terus. Hahaha ..." Nola tertawa melihat ekspresi Cleona yang sudah murung.  "Biarin tau. Kata Kin, punya mulut itu dipakai buat makan, bukan buat ngomongin orang. Wlee ...." Cleona menjulurkan lidahnya kearah Nola, berniat untuk meledek temannya itu.  "Eh, bukan berarti gue kerempeng kaya gini suka ngomongin orang ya. Gue juga suka sama makanan, tapi memang badan gue yang kecil. Dasar Cleopatra," ucap Nola sambil meniup mienya yang masih mengepulkan asap.  "Hahaha ... Aku enggak ngomong ya, kalau kamu suka ngomongin orang. Yauda deh kita lanjut makan aja, seru tuh filmnya." Cleona ingin fokus melihat film Korea yang sedang ditayangkan itu.  "Gue bilangin Kin, kalau doinya suka ngeliatin oppa-oppa."  "Memangnya kamu berani chat Kak Kin?" Tanya Cleona.  Nola menggigit chips-nya dan mengangguk mantap. "Gue punya nomer w******p Kin. Tinggal kirim, kalau enggak dia bales sampai waktu dua puluh empat jam, gue bawa ke dukun nomernya."  "Loh, kok dibawa ke dukun?"  "Iya, biar di guna-guna sekalian!" "Ih ... Nola, dosa tau kaya gitu. Memangnya guna-guna halal ya? Eh, tapi tetep aja enggak boleh. Nanti kalau Kak Kin kenapa-kenapa gimana? Kan aku yang bakalan susah nanti." Nola menggelengkan kepalanya. Ia ingin mengutuk dirinya sendiri karena berbicara tentang Kin di sini. Lebih baik ia memakan mienya yang sudah tidak panas lagi. Ia akan menikmati makan siang menjelang sorenya dengan santai dan hati yang tenang. Mengobrol dengan Cleona sama saja mengobrol dengan anak 3 tahun, polos banget.  "Nola, kok enggak jawab sih?" Tanya Cleona yang melihat Nola sedang asik menikmati mienya.  Nola mendekatkan mangkuk mie Cleona, untuk lebih dekat. "Makan-makan. Mienya udah lebar." ........ "Huh ... Nolaaaa ... Tidur yang bener, jangan di sofa, nanti sakit badan," kata Cleona yang mencoba membangunkan Nola. Nola tertidur di atas sofa dengan pose yang tidak wajar. Bagaimana tidak, kaki kirinya terangkat ke atas kepala sofa, kepalanya hampir terjatuh, dan kaki kanannya menapak di alas lantai. Sungguh Nola yang ajaib.  "Baru aja di tinggal bersih-bersih, masa udah tidur lagi. Mana pules lagi."  Jam memang sudah menunjukkan pukul 23.00 sudah cukup malam. Cleona baru saja membuang sampah agar kamarnya terlihat bersih. Tidak sampai 10 menit, Cleona sudah melihat Nola tertidur seperti itu. Cleona mengambil selimut tebalnya di dalam wardrobe untuk Nola, ia menyelimuti Nola dengan selimut berwarna pink berkarakter kuda kecil yang mempunyai poni. Biarlah Cleona terkena marah esok, karena memakaikan Nola selimut berwarna pink itu. Lagipun ia sudah membangunkan Nola agar pindah, namun Nola tidak merespon, yasudah lah. Setelah menyalakan air conditioner, Cleona pun mematikan lampu utama, dan menyalakan lampu tidur. Ah, tadinya ia ingin berbincang dan bercerita dengan Nola, malah Nola yang sudah tertidur.  Cleona membuka ponselnya untuk melihat ada pesan dari Kin atau tidak. Ia pun membuka w******p-nya, ada banyak pesan yang bermunculan di sana, salah satunya adalah pesan dari Ben yang terdapat nama Kin di sana.  Ben Gavyn Cleo, kt Kin srry gk bs bls cht. Hpnya mti.  Cleona mengerutkan keningnya. Ada apa dengan ponsel Kak Ben? Kenapa tulisannya seperti itu? Apa keyboard teman pacarnya itu prabayar ya? Jadi mengetik singkat-singkat seperti itu.  Meski begitu, Cleona masih sedikit mengerti apa maksud pesan dari Ben itu. Kin meminta maaf tidak balas chat darinya, karena ponselnya mati. Cleona pun membalas pesan Ben dan berterima kasih karena telah memberitahunya. Selesai membalas pesan Ben, ia membuka grup chat kelasnya yang sangat ramai. Ada apa? Tidak biasanya grup seramai ini. Mungkin ada info yang penting. Ketika membuka pesan itu, ternyata ada info jika dua hari kedepan sekolah di liburkan, karena semua guru sedang pelatihan di luar kota. Cleona pun tersenyum lebar. Pantas saja teman-teman kelasnya sangat heboh.  Dengan senyum yang lebar karena senang esok adalah hari libur sekolah, Cleona menutup aplikasi w******p-nya. Teringat akan sesuatu yang harus ia balas, email dari sang ayah.  Cleona membuka email yang diberikan papanya. Ia pun mengetikan sesuatu di sana, untuk membalas pesan yang diberikan papanya untuk Cleona.  'Hai, Pa. Terimakasih sudah membalas email yang Cleona kirim untuk Papa. Cleona tidak tau harus mengobrolkan apalagi dengan Papa. Karena seperti yang Papa tau, Cleona sudah terbiasa menyimpan semua cerita pahit di dalam diri Cleona sendiri. Dan satu hal lagi, Papa tidak perlu sungkan untuk bertanya kabar tentang aku, karena pesan itu yang paling aku tunggu. Maaf sudah ganggu waktu dan pikiran Papa.  Ini nomer w******p aku, Papa boleh menghubungi aku di sini. +62 88868909375' Cleona kembali membaca, takut jika pesannya ada kesalahan. Ketika dirasa sudah cukup, ia pun mengirim email itu dan mematikan ponselnya. Cleona menarik napasnya panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan, agar bisa menenangkan jiwa dan pikirannya. Setiap hari selalu saja ada masalah yang harus ia hadapi. Berharap esok adalah hari yang cerah dan indah.  Gerimis kembali terdengar di balkon kamarnya, ia pun merapatkan selimut yang ia pakai. Cleona sudah mendengar suara dengkuran Nola yang terdengar sampai telinganya. Ia pun sedikit tertawa, dan mencoba menutup matanya untuk bisa tertidur. .... Sayup-sayup Cleona mendengar ada suara orang berlari di kamarnya, ia yang sedang tertidur pulas harus membuka matanya, melihat siapa yang sudah membuat gaduh di dalam kamarnya.  Ketika membuka matanya, Cleona melihat Nola yang sudah membawa handuk di lehernya dan berlarian kearah tasnya.  "Cle, bangun Cle. Udah jam 7. Kita terlambat, aduh ...."  Cleona menggosok matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya. Ingin sekali rasanya Cleona menarik hidung Nola, eh, tapi itu tidak baik. Dan Cleona lebih memilih merapatkan kembali selimutnya.  "Cleonaaaaa bangunn! Udah sianggggg ... Biasanya lo yang rajin. Udah telat ini ya ampun."  Cleona mengintip Nola di balik selimut, Nola sedang memakai dasi di seragamnya. Nola pun mendekat kearah Cleona, dan menarik selimut yang di pakai olehnya.  "Cleona kenariiii bangun!"  "Apasi? Rusuh banget, Nol ..." Kata Cleona yang pura-pura tidak tahu apa-apa.  "Rusuh-rusuh, bangun. Udah jam tujuh tau, mana sekarang ulangan harian lagi. Mau gak dapet nilai, lo?" "Masih pagi ... Mau tidur lagi," kata Cleona, ia kembali memakai selimutnya.  "Ya ampun, Cleona. Kita udah telat. Gue hitung sampe tiga. Kalau lo enggak bangun, gue tinggal." "Satu ..." Cleona masih diam di balik selimut. "Dua ..." Cleona tetap diam. "Tiga! Cleo, oke gue tingg...." "Buka ponsel kamu. Sekarang libur tau," ucap Cleona kembali menutup matanya karena masih mengantuk. "Jan ngadi-ngadi, lo. Gak percaya gue. Hp gue mati. Mana hp lo."  Cleona menunjuk ponselnya berada di atas meja. Nola pun melihat ponsel Cleona dan membuka aplikasi w******p. Ia pun membaca pesan grup kelasnya yang mengatakan bahwa hari ini sampai dua hari kedepan sekolah di liburkan.  "Dasar sekolah pikun. Yakali ngasih info jam sembilan malam. Disangka muridnya kupu-kupu kali. Heran gue."  Nola dengan kesal membuka dasinya dan menyimpan kacamatanya, lalu terbaring kembali diatas sofa. "Sia-sia cuci muka gue. Tau gitu gue tidur sampe jam lima sore!" Nola terus menggerutu dan menutup badannya dengan selimut, namun ia merasakan ada sesuatu yang janggal. Selimutnya! Kenapa bisa dirinya di selimuti oleh selimut bergambar hewan bertanduk ini.  "Cleoooooo ... Ngapain ngasih gue selimut yang kaya giniiii." Cleona sudah tau, hal ini pasti terjadi. Sebab Nola tidak suka warna pink dan karakter-karakter lucu untuk anak kecil, menurutnya itu hal yang menggelikan. Cleona tertawa di balik selimutnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN