Ternyata, perjalanan dari bandara menuju resort tempat Cleona menginap hanya butuh waktu 90 menit saja. Kin turun dari mobil sewaannya dan berbicara kepada supir untuk menunggu sebentar.
Ia pun masuk menuju meja resepsionis dan menanyakan kamar VVIP atas nama Cleona. "Sudah check out atau masih ada?" Tanya Kin dengan wajah berharap.
"Sebentar, saya check, tuan," ucap pegawai resepsionis itu.
"Atas nama Cleona Keshwari. Belum check out, tuan. Ada keperluan apa?"
"Di kamar nomer berapa?" Tanya Kin. Hatinya sedikit lega karena ia berada di tempat yang benar.
"Maaf, saya tidak bisa memberitahu."
"Saya kakaknya," ucap Kin.
Pegawai itu cukup tidak yakin, dan sedikit curiga karena Kin memakai masker, kacamata hitam dan topi. Kin yang tau kecurigaan pegawai itu pun, membuka maskernya dan tersenyum kecil. "Bisa antarkan saya?" Tanya Kin lagi.
"Sebentar, tuan ..." Pegawai itu mengangkat gagang telponnya. Sepertinya meminta izin untuk bisa mengantarkan Kin atau tidak.
"Mari, tuan. Saya antarkan ...."
Kin berjalan mengikuti kemana pegawai itu berjalan. Ia memegang ponselnya, menelpon supir yang mengantarkannya tadi, untuk meninggalkan dirinya saja.
....
"Akhirnya ... Bisa mandi ...."
Saat ini, Cleona dan Nola sudah sampai di kamar mereka. "Nola, liat deh," kata Cleona menunjukkan ponselnya yang baru saja ia nyalakan.
"Wah ... Wah ... Bokap lo emang enggak ada lawannya," ucap Nola yang melihat notifikasi transfer berasal dari email Cleona.
"Tenang ya ... Kita foya-foya," ucap Cleona dan mereka pun tertawa bersama.
"Perlu gue berterimakasih sama bokap lo. Ah, gue minta nomernya ..." Antusias Nola yang membuat Cleona meringis.
"Mau apa minta nomer papaku?"
"Gue mau bilang, kalau gue selama ini yang jagain anaknya. Siapa taukan, bokap lo nanyain nomer rekening gue ... Pasti ngalir tuh dollar," kata Nola sambil membayangkan.
Cleona menutup mulut Nola menggunakan handuk yang ia pegang. "Ngarep kamu!"
"Ishh ... Cleona jahat," kesal Nola.
"Uuu sayang ..." Cleona mengusap-usap rambut Nola. "Sana mandi, rambut udah kering kena air pantai nih," ucap Cleona.
"Iya-iya ... Mandi dulu ya." Ia pun berjalan menuju toilet utama.
"Hey, mau pesen makan siang apa?" Tanya Cleona.
"Ayam bakar nasinya dua porsi, wortel rebus sama jus jambu," kata Nola yang berteriak.
"Okey ...."
Ia pun memesan makan siangnya menggunakan tablet yang tersedia di dalam kamarnya. Selesai memesan makanan, ia pun mengambil hair dryer dari toilet kamar tamu, dan mengeringkan rambutnya di ruang tamu.
Bel kamarnya berbunyi. Ia menyerit kebingungan, pasalnya ia tidak menyuruh siapa-siapa ke kamarnya, dan lagipun makanannya baru saja ia pesan.
Cleona menyisir rambutnya yang masih basah, menutupnya menggunakan handuk, dan berjalan menuju pintu. Ia pun membuka pintu, dan muncul pegawai perempuan yang tersenyum.
"Permisi, mengganggu waktunya. Ada yang mencari," ucapnya. Ia pun mengundurkan diri.
Lalu datanglah laki-laki memakai kacamata hitam dan topi, yang Cleona kenali. Itu Kin, Kin? Kin kekasihnya? Cleona sebentar terdiam. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Em ... Eh-em ... Enggak Mbak, terimakasih ya," ucap Cleona sambil tersenyum. Pegawai itu pun pamit undur diri.
Sisalah mereka berdua, Cleona hanya bisa tertunduk dan Kin yang terus memperhatikannya. Cleona sangat-sangat bingung, bagaimana bisa Kin ada di sini? Dan bagaimana juga jika Kin memarahinya karena pergi tidak memberi kabar. Ah, Cleona sangat-sangat bingung.
Ia pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Em ... Masuk," ucap Cleona yang mempersilahkan Kin masuk kedalam.
Cleona masuk terlebih dahulu dan di susul oleh Kin. Saat ini tujuan Cleona adalah membawa Kin menuju sofa, untuk mempersilahkannya istirahat, karena ia tahu perjalanan dari ibu kota sampai di sini sangatlah melelahkan. Belum sampai di ruang tamu, Cleona merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Sangat kencang.
"Maaf ..." bisik Kin yang membuat Cleona terkejut.
"Maaf, sayang ... Aku salah."
Cleona diam tidak tahu harus berbuat apa. Kenapa Kin harus menyusulnya sampai di sini? Apa Kin khawatir tentang dirinya? Apa Kin sudah menyadari semua kesalahannya? Apa Kin tidak akan mengulangi semua itu.
"Cleo ... Makan gue ...."
Ucapan Nola dengan nada tinggi, pun hilang begitu saja. Cleona tau, Nola pasti sudah melihat dirinya bersama Kin saat ini.
"Ups, sorry ganggu waktunya," kata Nola yang sepertinya kembali kedalam kamarnya.
"Lepas, Kak," ucap Cleona sambil melepaskan tangan Kin yang memeluknya. Kin melepaskan pelukannya, namun ia kembali membawa Cleona kedalam pelukannya.
"Sebentar, aku kangen ..." Kin kembali berbisik.
Tanpa Cleona sadari, ia mengeluarkan air matanya. Ia juga rindu dengan Kin, Cleona sayang sekali laki-laki ini. Dan sekarang Cleona bersyukur, Kin menghampiri dirinya jauh-jauh, itu artinya Kin masih peduli terhadap dirinya. Cleona pun membalas pelukan Kin.
"Kamu pasti tersiksa gara-gara sikap aku," ucap Kin sambil mengusap rambut Cleona dengan lembut.
Cleona menggeleng didalam pelukannya. "Aku enggak tersiksa gara-gara sikap kamu. Ketika kita berdebat, aku pergi, itu tandanya aku lebih memilih mengalah, daripada aku harus terus berdebat dengan kamu."
Kin tau, Cleona mengeluarkan air matanya. Ia pun melepaskan pelukannya, dan mengusap air mata Cleona yang jatuh.
"Maaf, cantik. Maaf ...."
Cleona mengangguk sambil tersenyum. "Maafin aku juga, Kak."
"Kamu pasti capek, duduk dulu. Aku ambilin minum." Cleona menggenggam tangan Kin dan membawanya menuju ruang tamu.
"Kamu dengan Nola?" Tanya Kin.
Cleona mengangguk. "Kalau bukan sama Nola, sama siapa lagi?" Ia pun menghampiri Kin sambil membawa segelas air putih.
Bel kamarnya kembali berbunyi. Ia pun berlari untuk membuka pintu. Datanglah dua orang pelayan yang membawa pesanannya.
"Silahkan masuk, tolong simpan di meja makan," kata Cleona.
Ia pun memperhatikan pelayan itu sedang merapihkan tatanan meja makannya. "Sudah selesai, selamat menikmati ...."
Cleona mengangguk. "Terimakasih, mas ...."
"Nola, makanan udah datang ... Sini keluar lagi ngapain sih kamu di kamar?" Cleona berjalan menuju kamar utama, kamar dirinya dan Nola.
Nola ternyata sedang menyisir rambutnya. "Kenapa orang itu bisa ada di sini?" Tanya Nola.
"Entah, aku belum tanya sama Kak Kin. Ayo makan ...."
Nola mengangguk dan keluar bersama Cleona. "Inget, jangan berantem sama Kin."
"Gue gak janji, Cle ...."
Nola sudah duduk di meja makannya, dan Cleona memanggil Kin untuk makan bersama. Untung saja ia memesan cukup banyak makanan. "Kak, ayo makan dulu," ajak Cleona.
Kin pun berdiri dan menghampiri Cleona, lalu berjalan bersama menuju meja makan. "Naik burok lo, kemari?" Tanya Nola dengan santai sambil memakan ayamnya, dengan kaki kanan yang ia angkat sebelah. Sudah seperti laki-laki saja Nola ini.
"Naik onta," jawab Kin yang duduk dihadapan Nola, dan Cleona yang duduk di sebelah Nola.
"Tau dari mana lo kita di sini?" Tanya Nola lagi.
"Dari dukun!"
Cleona menahan tawanya, ia sedari tadi geleng-geleng melihat kelakuan Kin dan Nola yang saling meledek itu. Ia menyiapkan nasi untuk Kin, Nola dan dirinya.
"Di makan, jangan berantem terus," kata Cleona.
Mereka makan siang dengan beberapa menu yang Cleona pesan. Diantaranya ada ayam bakar, sate ayam, sup, tempe dan tahu goreng, sambal, lalu masih banyak lagi menu yang tersaji di sana.
"Kak Kin dari Jakarta jam berapa?" Tanya Cleona dan memberikan Kin potongan ayam bakar.
"Jam 4 pagi take off."
"Lah, onta bisa take off? Baru tau gue."
Kin melirik dengan sinis kearah Nola. Kenapa emosinya selalu terpancing jika dekat dengan Nola. Sangat-sangat menjengkelkan.
"Diem kancil."
"Mau ngapain lo kesini? Bikin emosi gue nambah aja. Baru sadarkan lo, yang di sana lebih-lebih buruk dari pada yang di sini?"
"Nola ..." Ingat Cleona.
"Gua mau nemuin pacar gua. Bukan lu. Gausa banyak omong."
"Heh! Asal lo tau ya, cucunya pak Dhananjaya ... Sini dengerin omongan gue. Gue berhak tanya sama lo kenapa? Karena kalau Cleona di sakitin sama lo, gue yang ngurusin. Gue yang tenangin dia, bukan lo. Jadi gue ingetin sekali lagi sama lo, jangan berani-berani sama gue, lo punya hutang budi sama gue," kata Nola dengan wajah yang sudah seperti preman. Nama 'Nola' sepertinya tidak cocok di sandingkan dengan diri dan wajahnya.
"Oke, terimakasih," kata Kin santai yang membuat Cleona dan Nola terkejut.
"Hah ... Makasih doang. Bayi juga bisa bilang makasih sama gue," ucap Nola yang kembali terpancing.
"Apa? Lu mau apa dari gua?" Tanya Kin.
Cleona hanya bisa menghembuskan napasnya karena keributan yang dibuat oleh Kin dan Nola. Tapi, itu lucu juga sih, sedikit menghibur dirinya.
"Mau David," ucap Nola dengan malu-malu yang membuat Kin tersedak oleh makanannya.
"Aduh. Minum-minum ..." Kata Nola panik, Cleona pun langsung memberikan Kin gelas yang berisi air minum.
Setelah batuknya reda, ia pun berbicara. "Lu mau David?"
Nola mengangguk dengan antusias. "Iya ... Kalau lo berhasil jodohin gue sama David, gue enggak lagi deh ngajakin lo ribut. Dan gue bakal jagain Cleona, sejaga-jaganya ...."
"Iya. Gua usahain."
"Aaaaaa ... Baru ini gua akuin, lo pacar temen gue. Thanks, Bro."
Cleona tersenyum lebar melihat Nola yang sepertinya sangat senang. Ah ... Ia pun sangat-sangat senang karena Kin hadir di sini.