25. R I N D U

1042 Kata

Padma mengusap air mata yang meluruh di pipinya. Tetangga yang hadir pun juga demikian. Padma sudah tidak mampu lagi membayar biaya sewa bahkan sewa secara bulanan sekalipun. Dengan perut membuncit karena sudah masuk tujuh bulan lebih, akhirnya Padma memutuskan untuk kembali ke kampung saja. “Nak Padma mau pindah ke mana?” Ibu penjual bakso di dekat masjid bertanya dengan nada terisak. “Mau ke kampung saja bu. Entahlah, saya juga bingung. Tapi biaya hidup di kampung tidaklah sebesar di Jakarta bu, jadi saya dan Yasmin bisa lebih hemat. Apalagi sebentar lagi saya melahirkan, bisa ke bidan di kampung saja.” Yasmin yang tidak tahu ada apa, hanya bisa bingung menatap orang-orang di sekelilingnya banyak yang menangis. Dia diciumi oleh tetangga-tetangga yang tinggal di situ. Padma dan Yasmin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN