"Maaf dek, maaf..., tapi ini mas pulang. Mas pulang untuk kalian." Varo berucap kata maaf dengan wajah gembira. Bahagia. Dia yakin, Padma, istrinya yang baik hati akan menerima kehadirannya lagi ke rumah reyot itu. Rumah mereka yang dulu hanya berbilik bambu dan sudah berlubang di sana-sini. Kali ini dia akan memperbaiki rumah itu agar layak untuk mereka tinggali. Disingkirkannya rasa heran karena rumah itu sekarang menjadi terang benderang dan setengahnya sudah berpapan, bukan lagi dari anyaman bambu. Varo mendorong pintu rumah yang sedikit terbuka. Karena terlalu gembira, dia bahkan lupa berucap salam dan itu fatal. Seharusnya Varo heran karena rumah yang dulu reyot itu sekarang terang benderang dan terpelihara dengan baik. Sejak kapan rumah ini terpasang listrik? Apakah kampung terpenc