Dengan sisa-sisa keberanian yang masih dimilikinya, Vanya berusaha keras mengulurkan tangan kirinya untuk menjangkau telepon seluler di dalam tas kerjanya yang ia letakkan di jok samping jok pengemudi. Tangan itu sangat gemetaran. Tetapi Vanya sudah berpikir nekad, hendak menghubungi siapa saja dalam keadaan kritis ini. Entahkah itu Valentina yang sempat menunjukkan kepeduliannya di pantry, Marvin Sang Manager baru di bagian Human Resources Department, atau siapa saja yang terakhir menghubungi atau dihubunginya melalui telepon selulernya. Instingnya menyuruhnya untuk mengirimkan posisinya kepa

