Pagi itu Valentina terjaga dari tidur dengan pikiran yang demikian penatnya. Seakan-akan, dia baru memforsir otaknya untuk berpikir keras, memecahkan teka-teki yang tidak ada jawabnya. Valentina merasa kepalanya demikian berat dan berdenyut. Saat ia mencoba untuk bangkit dan duduk di tepi pembaringannya, ia tak kuat dan kembali menjatuhkan badannya di atas pembaringan. Rasanya badannya ikut-ikutan lemas, bagai baru bekerja berat. “Mbak Val, kenapa? Kok, tidur lagi? Aku sudah selesai mandi lho, dan baru mau bangunin Mbak Val,” kata Veranda yang baru keluar dari kamar mandi. Meski jarak ke kantornya dekat dengan apartemen Valentina, namun Veranda yang mempunyai kebiasaan lama dalam ber- make up, memang selalu bangun lebih awal dari Valentina.