“Val, kamu baik-baik saja?” tanya Marvin ketika melihat kemunculan Valentina di ruang tamu.
Meisya yang duduk di depan Marvin, dengan posisi membelakangi Valentina, menoleh ke arah pintu kamar Valentina, tempat dari mana Valentina muncul.
“Le, sudah bangun? Gue berberes dulu deh ya, kalau begitu. Mau siap-siap pulang,” ucap Meisya
“Oke,” sahut Valentina pendek. Tanpa beban.
Meisya tertegun. Dia merasa seperti kehilangan Vale-nya, sahabatnya. Kali ini kehilangan total rasanya. Dan rasanya hampa sekali.
“Le..,” ucap Meisya ragu.
Valentina mendapati sorot kecewa dan gamang dalam tatapan Meisya. Ia segera menggoyangkan kepala. Gerakan yang amat minim, tetapi Marvin mencermatiny
