Marvin tersenyum kecil, menatapi paras Valentina. “Kenapa senyum-senyum begitu Vin?” tanya Valentina yang semakin curiga. Sekuat hati ia menekan rasa curiga tersebut, namun tetap saja, mata awas Marvin serta kepekaannya dapat menangkapnya secara jelas. “Itu tadi pertanyaannya, apa lantaran kamu cemburu sama aku, Val?” tanya Marvin usil. Valentina merasa tertohok ditanya demikian. ‘Cemburu dalam kapasitas apa? memangnya sudah ada komitmen, di antara kami?’ batin Valentina. Marvin buru-buru merengkuh bahu Valentina. “Sini, sini,” kata Marvin lantas menyandarkan kepala Valentina di dadanya. ‘Kamu nggak tahu Val, alasanku mengundang Meisya sekalian? Aku perlu t