Lantas secara berturut-turut, ada bayangan yang berkelebat di depannya. Mulanya, Valentina melihat bayangan Robin. Cowok itu berdiri di dekat pintu masuk. Jaraknya cukup jauh dari tempat Valentina berdiri sekarang, tetapi masih memungkinkan Valentina untuk mengenali sosoknya sebagai Robin. Lebih dari itu, Valentina juga dapat memastikan, Robin tengah menatap ke arahnya dengan wajah murung. “Astaga, Robin! Dia lagi! Apa yang terjadi sama dia sebetulnya? Maunya dia apa, ngikutin aku terus begini?” desis Valentina. Hanya embusan angin yang menjawab pertanyaannya. Angin yang tak jelas dari mana datangnya. Dan Valentina sudah pasrah dengan gangguan berupa angin itu. Tepatnya, sudah berusaha membiasakan diri dengan jenis ‘ganggua