Valentina terjaga dari tidurnya dan mengucek matanya pelahan. Lantas ia juga mengerjapkan mata, lantaran mendapati Meisya tengah duduk di atas pembaringan, memeluk lutut dan sembari menelungkupkan wajahnya. Seolah ingin memastikan apa yang dilihatnya. Ia mencoba mengusir sisa-sisa rasa kantuknya dan menepuk punggung Meisya. “Hei! Elo kenapa sih? Masih kepikiran yang kita ribut-ribut tadi?” tanya Valentina setengah mengeluh.