10. Hancurnya Tahanan Yang Menahan Asha

1407 Kata
Felisha langsung mengangguk kepalanya dengan cepat, saat mendengar ajakan Asher. Asher langsung meminta tangan Felisha untuk berpegangan dengan tangannya, lalu Asher mengecup singkat punggung tangan Felisha, membuat Felisha kegirangan. Asher langsung membawa Felisha pergi dari resto, membuat Samran langsung bertepuk tangan karena kesenangan. Samran pulang dari resto, dan meminta semua anak buahnya untuk pergi agar mengikuti Asher, dan mengirim laporan pada dirinya mengenai perkembangan hubungan Asher dengan Felisha. Jam 09.00 malam, Samran terbangun dari tidurnya saat mendengar suara dering ponselnya. Setelah Samran selesai dengan panggil masuk tersebut, Samran langsung menuju ke tempat dimana Asha ditahan. Sepanjang perjalanan Samran menuju ke tempat tahanan Asha, Samran selalu bertepuk tangan karena merasa senang. Setelah Samran sampai di hutan, dimana Asha ditahan, Samran langsung membuka ruang tahanan itu, dan ternyata Asha sedang tidur dengan posisi menyender pada salah satu sel yang menjulang tinggi. Samran langsung menyiram Asha dengan air satu botol dari kepalanya, hingga tubuh Asha yang lainnya ikut basah. Asha langsung terbangun karena dingin, sudah sudah dingin meski tanpa terkena air, malah ditambah basah karena disiram, jadi Asha semakin merasa kedinginan. Asha hanya diam saja sambil memandang Samran dengan pandangan yang terlihat sangat datar, namun jelas terselip dendam di dalam hatinya. "Ups, kaget ya? Aku pengen membangunkan kamu, tapi aku lupa tidak membawa kayu dari luar untuk menyentuhmu. Tidak mungkin juga kan aku menyentuhmu untuk membangunkan mu? bisa-bisa nanti tanganku ku langsung kena cacar, infeksi karena terlalu lama menyentuh kuman. Jadi aku terpaksa membawa air minum ku yang harganya ratusan ribu hanya untuk menyiram kuman yang berupa kamu sebagai alat untuk membangunkan mu." Kata Samran penuh dengan penghinaan, yang ternyata Samran menganggap Asha hanya kuman pembawa penyakit. Asha sendiri tetap diam saja, dan membiarkan Samran menghina atau melakukan apapun sesuai dengan harapannya. "Mau apa Ibu kesini?" tanya Asha dengan nada yang terdengar sangat datar "Oh, aku kesini cuma mau ngajak kamu nonton. Mau kan?" jawab Samran yang diakhiri dengan kalimat tanya. Asha tidak menjawab, dan tidak merasa penasaran dengan maksud Samran ingin nonton. Asha hanya sibuk mengelap rambutnya yang basah, karena semakin lama, dirinya semakin merasa kedinginan karena basah semua rambut dan pakaian sebagian nya. Asha tidak mau nanti dirinya akan masuk angin kalau dibiarkan basah semalaman. Samran yang melihat Asha hanya diam saja tanpa ada tanggapan apapun saat dirinya mengajak menonton bersama langsung menjepit pipi Asha kuat, hingga pipi mulus Asha mulai memerah, namun tidak mengeluh sakit atau bahkan meminta dilepaskan karena sakit. "Berani kau mengabaikan ucapanku ya?" Samran menggertak giginya karena merasa marah pada Asha, lalu kembali melepaskan tangannya dari pipi Asha dengan kasar, hingga tubuh Asha terdorong dengan kasar ke samping. "Memangnya aku harus menjawab apa saat ibu mengajak nonton bersama? Apa aku harus bergembira karena ibu mengajak menonton? Atau aku harus sedih karena menonton di tengah hutan seperti ini?" Asha menanggapinya dengan nada datar, namun berhasil menyunggingkan senyum Samran, karena ia akan mempersiapkan rekaman video yang sudah dikirimkan oleh anak buahnya. "Kalau begitu, kau saja yang menontonnya, aku akan menonton dirimu langsung." Kata Samran. Dan perkataan Samran kali ini berhasil membuat dahi Asha berkerut karena tidak mengerti, namun enggan untuk bertanya. Samran mulai mengeluarkan ponselnya, dan menekan play pada video yang akan ia perlihatkan pada Asha. Mata Asha mulai terasa panas saat melihat video rekaman yang diperlihatkan oleh ibu mertuanya di putar. 39 detik video itu berjalan, Asha langsung menjatuhkan air mata yang sejak tadi ia tahan. Asha kecewa, dan Asha marah, tapi Asha merasakan hal tersebut bukan pada orang yang ada di dalam video tersebut, Melainkan pada dirinya sendiri. Asha marah karena air matanya jatuh begitu saja, saat melihat tubuh sang suami tengah menggagahi tubuh wanita lain, dan begitu sangat berhasrat. Asha terus melihat percintaan sang suami dengan wanita lain, dimana tubuh keduanya saling bertukar keringat karena keduanya saling berusaha memuaskan diri dalam mencari puncak kenikmatannya. Asha kecewa pada dirinya sendiri, karena hatinya merasa terluka melihat kelakuan suaminya yang selalu membuat hatinya terluka. Asha langsung mengalihkan pandangannya ke samping, dan membiarkan air matanya menetes begitu saja. Samran yang melihat wajah Asha sudah basah karena air matanya, langsung bersorak gembira karena merasa sangat senang melihat Asha terluka Karena kelakuan putranya. "Apa ini tugas seorang Ibu untuk anaknya? Dengan bangganya Memperlihatkan kelakuan b***t anaknya pada istri dari anaknya langsung , dan bahkan terlihat sangat menarik dan sangat senang dengan kelakuan putranya, sampai memamerkan dengan bahagianya pada istrinya sendiri." Perkataan Asha kali ini berhasil membuat Samran mengepalkan tangan nya yang memegang ponselnya dengan sangat kuat, laku menatap Asha dengan tatapan membunuhnya. "Aku bangga bukan karena melihat putraku bercinta dengan wanita lain, tapi aku bangga karena putraku berhasil membuatmu menangis !" teriak Samran tepat di depan wajah Asha, karena merasa tidak terima dengan perkataan Asha tadi. "Kalau begitu, kenapa Ibu tidak langsung saja membunuhku, jadi Ibu bisa lebih puas dengan membunuhku." Ujar Asha lagi, yang kembali membuat Samran menjepit pipi Asha kuat. "Tidak semudah itu, Sayang. Aku masih belum tahu siapa kamu sebenarnya, karena aku merasa ada sesuatu di balik perjodohan ini. aku masih belum tahu siapa kamu sebenarnya, karena menurutku, ayahnya Asher tidak mungkin ngotot mau nikahin kamu sama Asher, kalau tidak ada sesuatu yang kau sembunyikan." Ujar Samran yang langsung pergi begitu saja tanpa melihat lagi pada Asha. Asha menyunggingkan senyumnya, saat mendengar penjelasan Samran, yang secara tidak langsung Samran Tengah mencurigai dirinya, dan Asha yakin, Samran pasti akan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu jati dirinya yang sebenarnya. Setelah kepergian Samran, Asha sudah sulit untuk memejamkan matanya, apalagi dalam kondisi yang basah. Tepat pada kejadian malam itu, dimana Asha diperlihatkan oleh Samran atas kelakuan b***t Asher, Samran tidak lagi mendatangi tahanan Asha. Asher sendiri sampai tidak sadar, bahwa sebentar lagi Loly akan datang dan akan tinggal di kota yang sama dengan dirinya, karena keseharian Asher tidak lepas dari urusan ranjang bersama Felisha. Yah, wanita yang ada di dalam video bersama Asher itu adalah Felisha. Felisha selalu menuruti kemauan Asher untuk menuntaskan hasratnya, meski satu hari satu malam mereka melakukannya tanpa rasa lelah, Felisha tetap dengan sukarela dan penuh kesenangan menerima penyatuan bersama Asher. Felisha tidak memikirkan berakhir seperti apa kisah dirinya dengan Asher, karena bagi Felisha yang penting dirinya senang dengan apa yang dirinya lakukan saat ini bersama Asher. Beberapa bulan Samran tidak mendatangi tahanan Asha. Samran langsung meminta beberapa anak buahnya untuk ikut bersamanya ke tempat dimana Asha ditahan. "Ingat, kesempatan ini tidak akan datang dua kali untuk kalian. Jadi kalian harus memuaskan diri kalian dengan menantuku itu. Aku ingin mengambil rekaman yang pas saat kalian melakukannya, dan aku ingin kalian melakukan secara bersama, seakan-akan menantuku sangat puas dengan pelayanan kalian sekaligus." Ujar Samran pada beberapa anak buahnya, sambil berjalan kaki untuk sampai ke tengah hutan, yang ternyata peringatan Samran pada anak buahnya sangat disambut senang dan tidak sabar oleh mereka untuk mencicipi tubuh Asha. Setelah Samran cukup jauh masuk ke dalam hutan, Samran hampir sampai ke ruang tahanan Asha. Samran langsung membuka tas nya dan mengambil ponselnya untuk bersiap merekam Asha yang akan di gagahi oleh beberapa anak buahnya. Betapa terkejutnya ibu Samran, saat melihat kelima anak buahnya sudah tergeletak di tanah, yang ibu Samran sendiri tidak tahu apa mereka mati atau hanya pingsan saja, karena Samran belum mengeceknya. Ibu Samran juga tidak melihat pelayan yang biasa mengurus Asha, memberi Asha makanan, atau sebagai pelapor kalau Asha ingin melarikan diri atau membuat kekacauan. Dan yang lebih membuat Samran terkejut, saat ibu Samran melihat besi yang menjulang tinggi yang digunakan untuk mengurung Asha sudah terbuka lebar, dan tidak ada Asha lagi disana. "Apa yang terjadi disini. Kemana wanita itu, bagaimana bisa kunci ini terbuka, dan kemana wanita itu? Siapa yang melakukan ini, hah?" berbagai macam pertanyaan Samran lontarkan, saat melihat hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan bahkan saat ini tidak ada satu orang yang menjawab salah satu di antara banyaknya pertanyaan yang ia lontarkan tadi, karena saat di tempat tahanan itu tidak ada siapa-siapa yang tahu mengenai apa yang terjadi. Anak buah Samran yang sempat senang karena akan mendapat mainan baru, langsung pergi karena sudah merasa takut, dan mereka sudah merasa yakin akan ada sesuatu yang terjadi setelah melihat kekacauan di tahanan Asha. Samran menendang sebagian tubuh anak buahnya yang sudah tidak berdaya dengan penuh kemarahan, sambil mencari keberadaan Asha. Ibu Samran bersumpah, kalau sampai dia menemukan Asha, maka ia tidak akan memberi ampunan pada Asha, dan bahkan ibu Samran akan melenyapkan Asha sekaligus kalau sampai Samran menemukan Asha. Ibu Samran terus menelusuri tempat yang digunakan untuk menahan Asha, hingga tiba-tiba Langkah ibu Samran terhenti saat telinganya mendengar suara yang ia kenal. "Apa ibu mencariku...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN