"Mau apa Ibu ke kantor, tumben?" tanya Asher dengan dahi berkerut, karena tidak biasanya Ibu Samran mendatangi kantor. Bahkan, disaat almarhum ayahnya masih hidup, Ibu Samran tidak pernah mengunjungi kantor, dan sekalipun ayahnya Asher sendiri yang meminta agar Samran mengantar makan siangnya ke kantor, Samran sangat enggan mendatangi kantor. Dan sekarang, sekarang ibu Samran tiba-tiba datang ke kantor, tanpa Asher tahu apa penyebabnya Ibu Samran datang ke kantornya.
"Ibu kesini hanya ingin mengajakmu makan siang bareng. Kamu mau kan makan siang bareng Ibu, Ibu ingin mengenalkan kamu sama anak teman Ibu." Jawab Ibu Samran, mengajak Asher makan siang bareng, membuat Asher bingung. Asher bingung karena ini pertama kalinya sang ibu mengajak nya makan bersama, dan entah kenapa ibunya mengajak makan siang di waktu yang tidak tepat, pasalnya Asher ingin mengetahui apa hasil penyelidikan Bayu. Asher penasaran dengan hasil penyelidikan Bayu, karena Bayu mengatakan, bahwa semua penyelidikan nya tidak lain ibunya yang berada dalam masalah besar.
"Tuan. Tuan harus tahu…
"Bayu, kamu hanya asisten putraku, apa kamu keberatan saat aku mengajak putraku sendiri makan siang bersama?" Ibu Samran langsung melayangkan sebuah pertanyaan sebelum Bayu menyelesaikan kalimatnya, membuat Bayu mau tidak mau menghentikan kalimatnya. Asher langsung memberi kode pada Bayu, bahwa Asher akan melihat hasilnya nanti setelah jam kerja selesai, membuat Bayu yang mendapat keputusan tersebut dari Asher langsung mendesah kasar. Sebenarnya, Bayu ingin segera Asher melihat hasilnya, karena Bayu yakin, kalau sampai Asher mengetahui hasilnya, Asher pasti akan menolak ajakan makan siang sekalipun ibunya sendiri yang mengajaknya. Jangankan mau diajak makan siang, Bayu yakin, Asher pasti akan murka dan tidak akan memaafkan ibu Samran setelah Asher mengetahui fakta yang sebenarnya.
"Aku akan pergi bersama Ibu. Kamu bisa menjemput ku nanti setelah urusan makan siang ku selesai. Aku akan mengirimkan alamat nya nanti." Ujar Asher pada akhirnya, yang tetap mengikuti kemauan sang ibu untuk makan siang bersama, membuat ibu Samran merasa senang dan langsung melempar lirikan tajam pada Bayu. Ibu Samran juga tersenyum sinis pada Bayu, karena Ibu Samran berhasil membuat Asher memilih nya, dan mengabaikan asisten nya yang akan mengatakan tentang keburukan nya.
"Ayo, Bu." Ajak Asher dan mengabaikan Bayu yang terlihat begitu kesal. Bayu langsung merutuki bos nya dan mengumpat dalam hati hingga berulang kali, karena dirinya sudah bersusah payah mengerjakan tugasnya agar hasil penyelidikan nya segera berkumpul, namun setelah penyelidikannya terkumpul, sang tuan malah mengabaikannya, dan memilih makan siang dengan orang yang telah membuat kehidupan Asher hancur.
"Kali ini nyonya bisa selamat dan berhasil membuat tuan Asher mengabaikan bukti ini. Tapi nyonya tidak akan lama lagi akan mendapatkan hadiah spesial dari apa yang telah nyonya lakukan selama ini." Gumam Bayu merasa geram dengan ibu Samran
"Permisi, Tuan." Sapa seorang wanita pada Bayu, saat melihat Bayu melamun sendirian.
"Ada apa?" tanya Bayu dengan nada datarnya
"Apa Tuan tidak merasa curiga kenapa nyonya besar bisa mendatangi kantor secara tiba-tiba, apalagi sampai bertepatan dengan Tuan yang ingin memberikan hasil penyelidikan Tuan pada tuan muda? "tanya wanita muda yang baru saja menyapa Bayu. Bayu yang mendapat pertanyaan tersebut dari karyawan Asher, langsung membenarkan pertanyaan wanita tersebut karena memang ibu Samran datang ke kantor sangat bertepatan dengan dirinya yang ingin menyerahkan hasil penyelidikannya. Bagi Bayu ini bukan suatu kebetulan, Ibu Samran datang tepat pada saat dirinya ingin membongkar keburukannya pada Asher.
"Benar. Apa yang kamu katakan memang benar. Apa kamu merasa curiga atau mengetahui sesuatu kenapa sampai Ibu Samran mendatangi kantor secara tiba-tiba? "tanya Bayu
"Aku tidak banyak tahu mengenai apa yang menjadi pertanyaan anda. Tapi perlu Anda ketahui, Tuan. Bahwa salah satu karyawan Tuan Asher telah menjadi mata-mata nyonya besar, di mana apa yang ingin anda katakan atau sesuatu yang terjadi di kantor ini pasti Ibu Samran akan mengetahuinya, karena mendapat laporan dari mata-matanya yang masih memiliki status karyawan di sini. "Jawab wanita muda itu, membuat Bayu langsung menatapnya penuh selidik pada Vita. Yah, wanita muda itu adalah Vita, sama-sama karyawan Asher, namun masih menjadi bawahan Bayu.
"Tahu darimana kamu kalau nyonya Samran memiliki mata-mata di kantor ini?" tanya Bayu dengan raut wajah penasaran
"Aku tidak sengaja mendengar ada seorang wanita yang tengah menelepon nyonya samran, dan karyawan itu memberi laporan pada Nyonya samran bahwa anda telah datang dengan membawa hasil penyelidikannya, dan bahkan karyawan itu tidak segan-segan meminta nyonya besar untuk mendatangi kantor ini agar bisa mencegah Anda yang ingin menyerahkan hasil penyelidikan Anda pada tuan muda." Jawab Vita dengan penuh penjelasan, membuat Bayu langsung dengan refleknya menarik pergelangan tangan Vita dan membawanya masuk ke dalam ruangannya.
Brak
Bayu langsung menutup pintu ruangannya dengan kasar, dan menguncinya dengan rapat.
"Apa kamu mau bekerja sama denganku? Kita bisa sama-sama membongkar kebusukan nyonya besar pada Tuan Asher. Sebenarnya sih aku melakukan semua ini karena Nona Asha, kalau saja bukan karena Nona Asha, aku tidak mungkin membantu Tuan Asher, karena bagiku, tuan Asher sama Nyonya Samran, itu sama saja, sama-sama menzalimi Nona Asha. Tapi demi mencari keberadaan Nona Asha, aku harus melalui tuan Asher, biar sekalian Nyonya Samran mendapat tindakan dari Tuan Asher. Kamu tidak keberatan kan dengan caraku?" tanya Bayu setelah Bayu meminta untuk bekerja sama dengan Vita. Vita langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan pelan langsung menyetujui ajakan Bayu untuk bekerjasama.
"Memangnya apa yang bisa aku lakukan, Tuan?" tanya Vita yang merasa dirinya tidak bisa diandalkan oleh Bayu, apalagi sampai membantu untuk menghancurkan atau membongkar semua kebusukan Nyonya besarnya pada Tuan mudanya.
"Kamu tidak perlu melakukan pekerjaan yang keras untuk membantuku, dan kamu juga tidak perlu melakukan kerja keras seperti yang kau katakan. Tugasmu hanya satu, yaitu tetap mengawasi mata-mata nyonya besar, dan kamu juga harus memberi laporan terhadapku apa yang sudah dilaporkan oleh karyawan itu pada nyonya besar. Dengan begitu, kita bisa mencegah atau menghalangi apa yang ingin mereka lakukan terhadap Nona Asha kalau sampai nyonya Samran ingin menyakiti Nona Asha. Apa kamu tidak kasihan sama nona Asha, selalu mendapat perlakuan buruk dari tuan Asher dan juga ibunya? "ujar Bayu dengan panjang lebarnya, membuat Vita merasa tersentuh mendengar kata-kata Bayu, yang ternyata Bayu begitu sangat peduli pada Nona mudanya.
"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang Tuan Bayu perintahkan, selagi itu bisa membantu melindungi Nona muda dari perlakuan buruk nyonya besar. "Ujar Vita yang juga merasa kasihan terhadap Nona mudanya karena selalu mendapat perlakuan kasar dari Samran, apalagi tuan Asher selalu suaminya tidak pernah membela Asha, sangat menyedihkan kalau menurut Vita.
"Bagus. Kamu juga tidak perlu khawatir, karena apa yang kamu lakukan itu tidak akan gratis, aku akan membayar nya.
" Ujar Bayu yang tetap ingin memberi gaji lain pada Vita, dan tentunya gaji tersebut uang darinya sendiri tanpa memakai uang tuan mudanya.
"Tuan Bayu bisa santai. Aku juga tidak membutuhkan bayaran apapun kalau cuma menjadi pelindung Nona muda." Ujar Vita dengan wajah yang sudah berubah menjadi serius, karena memang Vita tidak membutuhkan bayaran atau imbalan apapun karena mencoba melindungi Nona mudanya.
"Jadi deal kita bekerja sama? "tanya Bayu sambil menyodorkan tangan yang untuk berjabatan tangan dengan Vita, yang langsung disambut dengan wajah senang dari Vita.
"Deal!" ujar Vita membalas uluran tangan Bayu dengan senang hati. Disaat Bayu meminta kerjasama dengan Vita, beda halnya dengan Asher yang tengah dipaksa oleh ibu Samran agar mau berkenalan dengan wanita muda sesuai yang dikatakan oleh ibu Samran saat di kantor, bahwa ibu Samran ingin mengenalkannya pada anak temannya.
"Ayolah, Nak. Ibu hanya memintamu berkenalan, bukan menikahinya, apa susahnya sih." Ujar ibu Samran yang sudah kehilangan stok kesabarannya karena lelah membujuk Asher.
"Aku kesini hanya untuk makan siang, Ibu. Jadi jangan paksa aku untuk mengikuti apa yang diinginkan Ibu." Ujar Asher dengan nada datarnya
"Asher. Sekarang kamu Masih sendiri , Loly juga tidak ada di kota ini, jadi kamu bisa menikmati kesendirian kamu dengan ditemani anak teman ibu." Kata Samran yang tetap ingin membuat Asher mengikuti kemauannya.
"Aku tidak suka Ibu mengatur hidupku, apalagi membawaku ke jalan yang tidak jelas seperti ini." Kata Asher dengan nada kesalnya
"Tidak jelas bagaimana maksud kamu. Ibu hanya ingin kamu bahagia, itu saja." Ujar Samran dengan nada yang sudah mulai meninggi.
"Pengacara atau kepercayaan ayah belum memberi kepastian sama Asher ibu. Kalau Sampai dia tahu aku bermain dengan banyak wanita dan bahkan kalau Soe dia tahu Asha tidak bersamaku, aku yakin kita tidak mendapatkan sepeserpun harta dari ayah." Asher membalas kata-kata Samran dengan nada yang jauh lebih tinggi dari Samran karena Asher tidak mau kehilangan kekayaan ayahnya.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku bisa membantumu untuk mendapatkan apa yang selama ini kamu harapkan." Ujar Felisha, wanita muda yang ada di samping Samran, dan wanita mud itulah yang ingin ibu Samran kenalkan pada Asher. Asher dan Samran langsung berbinar saat mendengar ucapan Felisha yang ingin membantunya.
"Benarkah?" tanya Samran dengan wajah binarnya.
"Benar Tante." Jawab Felisha dengan senyum manisnya.
"Maukah kau bermalam denganku?" Asher langsung mengajak Felisha bermalam bersama