Asher yang melihat reaksi yang ditunjukkan oleh ibunya merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang ibu darinya, membuat Asher memiliki niatan untuk mencari tahu apa yang disembunyikan oleh ibu Samran darinya.
"Tidak apa-apa. Ibu hanya terkejut saja tiba-tiba melihatmu di sini. Ada kepentingan apa, Nak. Tumben kamu ke sini? "tanya ibu Samran dengan penuh kelembutan, dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja, mencoba untuk tenang agar Asher tidak mencurigai nya.
"Aku rasa, Ibu sedang menyembunyikan sesuatu dari Asher. Apa yang Ibu sembunyikan dari Asher?" tanya Asher penuh sedikit, serta raut wajah yang terlihat begitu sangat serius, membuat Ibu Samran lagi-lagi mengelap keningnya yang terasa basah karena keringatnya.
"Tidak ada yang disembunyikan dari kamu, Nak. Apa kamu lupa, Ibu hanya memilikimu, Jadi Ibu tidak akan merahasiakan apapun atau menyembunyikan apapun darimu, karena cuma kamu yang Ibu punya. "Jawab ibu Samran sambil memperlihatkan senyum termanisnya, agar Asher percaya dengan jawabannya.
"Baiklah, Ibu. Kalau begitu aku pergi dulu, aku mau ke kantor." Pamit Asher
"Kenapa terburu-buru, Nak. Kita sarapan bersama dulu sebelum kamu ke kantor." Ajak ibu Samran, yang langsung mendapat tanggapan gelengan kepala dari Asher.
"Tidak, Bu. Aku kesini hanya ingin memastikan kalau Ibu ada di rumah, karena sejak kemarin Ibu tidak pulang ke rumahku. Aku hanya khawatir saja takut terjadi sesuatu dengan Ibu, karena Ibu tidak pulang. Bersyukur kalau Ibu ada di sini, jadi aku tidak perlu merasa khawatir lagi karena tidak terjadi apapun dengan Ibu. Apa Ibu akan terus tinggal di rumah Ibu sendiri, atau Ibu akan kembali ke rumahku? "jawab Asher yang diakhiri dengan kalimat tanya
"Ibu belum pasti kapan kembali ke rumahmu, Nak. Tapi, kamu tidak perlu khawatir, kapan-kapan Ibu juga akan bermain kesana. Karena kamu sudah kembali dari Jerman, jadi Ibu memutuskan untuk tinggal di sini saja, karena hanya tempat inilah yang menjadi kenangan dari almarhum ayahmu. Tapi kamu tidak perlu khawatir, kalau suatu saat nanti kamu kembali bepergian jauh, Ibu akan kembali menempati rumahmu. "Jawab ibu Samran
" Jadi Ibu tetap tinggal di sini, tidak kembali ke rumahku?" Tanya Asher ingin memastikan.
"Benar. Ibu akan tinggal di sini. "Jawab Ibu Samran dengan penuh kepastian
"Baiklah. Aku pergi." Pamit Asher setelah mendapat jawaban pasti dari ibu Samran. Asher pun ke kantor setelah dirasa urusannya dengan sang ibu sudah selesai. Ibu Samran sendiri juga membiarkan Asher pergi, tidak berniat mencegah lagi.
"Ada yang tidak beres. Aku yakin, ibu pasti menyembunyikan sesuatu dibelakang ku. Aku harus mencari tahu." Gumam Asher setelah berada di dalam mobil nya. Asher benar-benar merasa ada yang tidak beres dengan sang ibu, dan Asher juga yakin, sang ibu pasti menyembunyikan sesuatu darinya. Makanya, Asher berniat akan mencari tahu apa yang sebenarnya ibu Samran sembunyikan darinya. Mobil yang membawa Asher sudah sampai di gedung AA Grup (kantor Asher). Asher masuk ke kantornya yang langsung mendapat sambutan penghormatan dari seluruh karyawan nya. Semua para karyawan Asher menyapa Asher dengan sopannya, namun tidak ada tanggapan apapun dari Asher, hanya wajah angkuhnya saj yang di perlihatkan oleh Asher. Asher terus membawa langkahnya memasuki lift khusus CEO, tanpa menghiraukan sapaan para karyawan nya.
"Selamat pagi, Tuan." Sapa Bayu dengan hormat, saat lift terbuka dan Asher keluar.
"Selidiki apa yang ibu lakukan aku yakin ibu pasti menyembunyikan sesuatu dariku, dan firasatku mengatakan ada kaitannya dengan kepergian Asha dari rumah." Titah Asher to the point
"Baik, Tuan. Saya akan segera memberikan hasil nya. Kalau begitu, saya akan memulai nya." Ujar Bayu tegas, lalu setelah mendapat persetujuan dari Asher, Bayu pun pergi untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Asher. Asher melanjutkan langkahnya untuk masuk ke ruangan nya. Asher membuka jas mahalnya terlebih dahulu, sebelum Asher bertempur dengan pekerjaannya.
Baru saja Asher ingin memulai pekerjaannya, ponsel Asher berdering. Asher langsung mengangkatnya saat melihat ternyata Loly yang menghubunginya.
Loly mengatakan pada Asher, bahwa satu bulan lagi dirinya akan menetap tinggal di kota yang sama dengan Asher, membuat Asher sedikit merasa senang, karena setidaknya dirinya bisa melampiaskan bebannya dengan bersenang-senang bersama sang kekasih.
Asher kembali bekerja hingga jam makan siang tiba.
Saat Asher ingin menghubungi seseorang yang bertugas selalu mengantar makan siang atau kopinya, tiba-tiba Asher mendengar suara pintu ruangannya diketuk hingga berulang kali, membuat Asher mengurungkan niatnya untuk meminta dianterin makan siang.
"Masuk!" teriak Asher saat mendengar pintu ruangan nya yang terus diketuk.
"Selamat siang, Tuan. Ini makan siang nya." Ujar Bayu sambil menyerahkan makan siang Asher pada Asher.
"Letakkan di sana." Ujar Asher sambil menunjuk meja dekat sofa. Bayu pun meletakkan makan siang Asher di meja dekat sofa sesuai dengan yang dikatakan oleh Asher.
"Mana hasil penyelidikannya?" pinta Asher penuh ketidak sabarannya. Asher ingin segera menuntaskan ketidak sabarannya, dan Asher juga ingin memastikan, apakah dugaannya benar, atau hanya firasat semata saja saat dirinya menduga bahwa sang ibu ada kaitannya dengan kepergian Asha. Karena Bayu sudah berhasil membawakan hasilnya, Bayu segera membuka tas yang sejak tadi ia bawa, lalu mengambil sebuah map biru dan menyerahkan pada Asher yang langsung di raih oleh Asher. Asher membuka isi map tersebut, yang ternyata ada 2 lembar kertas disana. Asher dengan segera mengambil 2 lembar kertas tersebut, dan melempar pada Bayu, meminta agar Bayu langsung membacanya.
"Jelaskan apa isinya. Aku ingin langsung mendengarnya dengan jelas." Ujar Asher meminta agar Bayu langsung mengatakan saja apa hasil penyelidikan nya. Bayu pun langsung mengambil kertas tersebut, dan bersiap untuk menjelaskan pada Asher.
"Hasil penyelidikan kali ini, ternyata melibatkan Nyonya besar. Ibu anda sendiri." Ujar Bayu sebelum menjelaskan dengan detail nya.
"Katakan dengan jelas, apa saja yang dilakukan oleh ibu dibelakang ku dan tentunya tanpa sepengetahuanku?" tanya Asher dengan penuh ketegasan
"Nyonya besar terlibat masalah besar, bahkan sangat besar. Nyonya besar…
Tok tok tok
Bayu segera menghentikan kalimatnya, saat Bayu dan juga Asher mendengar suara pintu diketuk.
"Siapa yang berani mengganggu di jam makan siang seperti ini?" tanya Asher dengan raut wajah yang terlihat begitu sangat menakutkan karena kesal dan marah secara bersamaan. Tidak hanya Asher yang merasa kesal pada orang yang datang disaat dirinya ingin memberikan hasil penyelidikan nya pada Asher, Bayu sangat kesal. Asher langsung beranjak dan Asher sendiri yang akan membukakan pintu untuk orang yang sudah berani mengganggunya. Asher membuka pintu ruangannya, tanpa meminta bantuan Bayu.
Ceklek