Zeya menggeliat kecil di pelukan Kenzo. Nafasnya sudah mulai teratur, pipinya masih merah, rambutnya sedikit berantakan. Ia mengusap d**a Kenzo pelan, lalu menyandarkan wajahnya di sana. Tenang. Hangat. Nyaman. Tangannya meraba lengan Kenzo, lalu mencubit kecil, seperti protes gemas. "Aku baik-baik saja," ucap Zeya dengan suara manja. Kenzo merespons dengan membelai punggungnya. "Kamu yakin?" Zeya mengangguk, lalu mencium pipi Kenzo singkat. Senyum kecil muncul di wajahnya, dan ia memilih untuk tak mengungkit pertemuannya dengan Elina. Kenzo menarik wajah Zeya, menatap langsung ke matanya. "Tadi Elina bilang dia sempat bertemu kamu. Apa dia bicara sesuatu?" Zeya menatap balik, lalu menggeleng pelan. "Nggak ada yang penting. Aku sudah terbiasa dia datang tanpa diundang." Kenzo masih t