Zeya keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah dan handuk kecil melingkar di lehernya. Ia mengenakan piyama satin warna merah marun dengan potongan bahu terbuka dan celana pendek menggoda. Awalnya dia pikir itu baju tidur biasa—eh ternyata, bahan satin yang licin itu justru mempertegas semua lekuk tubuhnya. Tapi Zeya nggak merasa aneh. Ia cuma merasa... nyaman. Ia berjalan ke ruang tengah dengan santai, sambil menyisir rambutnya pelan. Kenzo yang sedang duduk membaca file di sofa langsung mendongak. Dan nyaris tersedak udara. Zeya menatapnya dengan heran. “Kenapa? Wajahmu kayak habis lihat kecelakaan pesawat.” Kenzo cepat-cepat menunduk, pura-pura membaca lagi. Tapi matanya menghindar. “Nggak. Nggak apa-apa. Kamu... yaudah. Duduk aja.” Zeya menghampiri, duduk di sofa sebelah