Zeya berguling di ranjang, diam-diam mencuri pandang ke arah Kenzo. “Ya ampun, kenapa dia kelihatan kayak karakter utama di drama Korea sih?” pikirnya. “Senyumnya dikit aja udah kayak jebakan.” Ia buru-buru menutupi wajahnya dengan selimut. Tapi gerakannya menarik perhatian Kenzo. Zeya merasa harus waspada, ini sudah terlalu jauh dari bayangannya. Kalau diingat lagi, Zeya awalnya a tak suka disentuh Kenzo, dan dia masih belum bisa memastikan perasaannya dengan dokter itu. Namun kenapa sekarang ia malah seperti orang yang masuk ke dalam jebakan pesona aneh yang dia sendiri tak bisa jelaskan “Kamu nggak ngantuk?” tanya Kenzo santai tanpa menoleh dari ponsel. “Em, ngantuk sih. Tapi kok nggak bisa tidur ya.” “Biasanya insomnia muncul karena otakmu sibuk mikir hal yang bikin resah.” Zeya