Zeya masih tertidur di ranjang, napasnya teratur, wajahnya damai. Kenzo menyelimuti tubuh istrinya dengan hati-hati, lalu mencium pelipisnya sebelum perlahan keluar dari kamar.
Ia melangkah menuju ruang kerja Kakek, setelah salah satu staf memberitahukan bahwa Kakek Hartawan baru saja pulang dan berada di dalam. Kenzo mengetuk pintu dua kali.
"Masuk," suara tua namun tegas itu terdengar dari balik pintu.
Kenzo masuk, menutup pintu dengan sopan. Kakek Hartawan menoleh, lalu terdiam sesaat saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.
"Kenzo?" Kakek memicingkan mata. "Kau sudah kembali dari Kanada?"
Kenzo tersenyum singkat, lalu mendekat. "Baru tiba beberapa jam lalu, Kek. Saya langsung menyusul ke kantor, Zeya sedang dikerubungi wartawan."
Kakek menarik napas pelan. "Kupikir kau akan
