“Kita berangkat,” kata Kenzo singkat. Zeya hanya mengangguk, malas menanggapi lebih panjang. Mobil meluncur keluar dari halaman rumah Kenzo. Di perjalanan, Zeya sempat melirik Kenzo beberapa kali. Diam-diam, dia memikirkan ucapan kakeknya semalam. "Kau harus belajar banyak, Zeya. Rumah sakit adalah salah satu bagian penting dari perusahaan kita. Suatu hari nanti, kau yang akan memimpinnya. Salah satu bisnis keluarga kita juga adalah rumah sakit swasta yang ternama. Kamu bisa belajar dari suamimu, dia anak pemilik rumah sakit yang masih relasi dengan keluarga kita." Tiba di rumah sakit, suasana langsung terasa berbeda. Kenzo melangkah mantap masuk ke area lobi utama, dan semua orang langsung memberi hormat padanya. “Pagi, Dokter Kenzo,” sapa beberapa staf. Zeya mengikuti dari belakang,