Bangku kayu di bawah pohon besar itu teduh, cukup jauh dari keramaian jalur utama taman. Dari sini, mereka bisa melihat permukaan danau berkilau tertiup angin, tapi posisi mereka aman dari pandangan orang. Kenzo duduk santai, satu tangan terentang di sandaran bangku, sementara Zeya duduk miring menghadapnya. Pandangannya seperti sedang mengamati sesuatu di d**a Kenzo. “Tunggu, ada sesuatu di kemeja kamu,” kata Zeya sambil condong ke depan. Kenzo menunduk sedikit. “Apa?” “Dedaunan kecil,” jawab Zeya. Tapi begitu jaraknya cukup dekat, ia malah mencuri kesempatan untuk mengecup sudut bibir Kenzo cepat-cepat. Kenzo mengangkat alis, pura-pura kaget. “Itu bukan daun.” “Sekarang sudah hilang,” jawab Zeya sambil menahan tawa. Kenzo tidak melewatkan momen itu. Tangannya langsung memegang ten