Bab 23 : Itu Gede, Aku Takut ⚠️

919 Kata

Zeya masih diam, tapi jantungnya berdetak sangat cepat. Tangannya masih digenggam Kenzo, dan pria itu tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru. “Kalau aku panik... kamu berhenti, ya,” bisik Zeya pelan. Kenzo mengangguk. “Kamu bisa bilang stop kapan aja. Aku janji.” Suara itu... tenang, dalam, dan membuat napas Zeya terasa lebih ringan. Tapi wajahnya masih memerah hebat. Ia belum pernah seintim ini dengan siapa pun, dan sekarang ia akan... bersama Kenzo? Dokter super tenang itu? Kenzo mulai mencium kening Zeya dengan pelan, lembut, seakan memberi isyarat bahwa ini bukan paksaan, tapi pilihan. Ia menyentuh pipi Zeya, mengusapnya perlahan, dan menunggu. Ketika Zeya tak bergerak menjauh, ia melanjutkan—mendekati bibir gadis itu dan menciumnya perlahan. Ciuman itu... awalnya ragu-ragu, t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN