Bab 47 : Meskipun Tanpa Kenzo, Zeya Harus Tetap Kuat

1214 Kata

Kenzo duduk di ruang kerja lantai dua rumah keluarga Hartawan. Di hadapannya berkas-berkas rumah sakit menumpuk, sebagian sudah terbuka. Ia berusaha fokus, tapi pikirannya melayang ke banyak hal belakangan ini. Ponselnya bergetar. Nama ayahnya muncul di layar. Tanpa pikir panjang, Kenzo langsung mengangkat. Beberapa detik setelah mendengarkan isi percakapan, wajahnya berubah tegang. Alisnya langsung bertaut, sorot matanya menunjukkan keterkejutan yang sulit disembunyikan. Napasnya mulai berat, tangannya mencengkeram sisi meja, dan tubuhnya menegang dalam diam. Ia tak mengatakan apa pun. Hanya mendengarkan. Sesekali rahangnya mengeras, matanya menatap kosong ke depan seolah pikirannya sudah melayang jauh. Saat panggilan berakhir, ia menghela napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. La

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN