Mereka masuk ke mobil dan sabuk sudah terpasang. Kenzo menyalakan mesin, lalu membiarkan AC menyamankan kabin sebelum melaju pelan keluar parkiran. “Aku masih kebayang layar USG tadi,” ucap Zeya lirih. “Aku juga,” balas Kenzo tenang. “Kantungnya kecil, tapi jelas. Itu kabar bagus.” “Aku senang, tapi deg-degannya nggak turun-turun,” gumam Zeya sambil meremas jemarinya sendiri. “Kalau dua minggu lagi kita dengar detak, aku bisa pingsan saking bahagia.” “Kalau kamu pingsan, aku tangkap,” jawab Kenzo lembut. “Dan aku siapin teh hangat begitu kamu bangun.” Zeya tertawa kecil, lalu menatap jendela. “Ken, kamu pengin anak kita seperti apa?” “Sehat, disayang, dan tumbuh di rumah yang aman,” ucap Kenzo mantap. “Nama?” pancing Zeya gemas. “Nanti,” balas Kenzo sambil meliriknya. “Kita pilih b